Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Harry Azhar Azis anggap santai saja adanya pro kontra atas hasil audit investigasi lembaganya terhadap pembelian RS Sumber Waras.
Saat ditanya tentang sikap Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sebut audit investigasi BPK ‘ngaco’, Harry mengatakan pro kontra adalah biasa di alam demokrasi.
“Kita harus bisa memahami, demokrasi itu wajar ada yang suka, ada yang tidak. Jangan kita pro hanya kepada yang suka dan anti kepada yang tidak suka,” ujar dia, saat ditemui di acara peluncuran buku ‘Amanah Sampai Akhir’ di Jakarta Selatan, Senin (25/4) malam.
Sambung dia, dalam kondisi seperti ini, maka sangat diperlukan sikap bijak. “Untuk memilah mana yang bagus dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujar dia.
Yang jelas, kata dia, saat ini BPK RI sudah diakui oleh dunia internasional. Yakni dengan diakui menjadi pemeriksa badan atom internasional, dipercaya jadi pemeriksa badan anti korupsi akademi di Wina. Dan BPK RI juga dipercaya menjadi penyusun standar dari seluruh BPK dunia dari 15 negara. “Menyusun kualitas tentang akuntasi publik di seluruh dunia,” ujar dia.
Saat ditanya, mengapa di saat BPK RI sudah diakui dunia tapi justru di Indonesia sendiri ada yang meragukan BPK (baca Ahok), lagi-lagi Harry anggap itu konsekwensi dari demokrasi. Yakni ada yang setuju dan ada yang tidak. “(Demokrasi) Itu yang kita pegang, demokrasi yang saya perjuangkan dulu sampai di tahun 78 saya masuk penjara karena membela demokrasi,” ucap dia.
Kalau Ahok mau cari kebenaran, ujar dia, biar yang menentukan pengadilan sebagai lembaga penentu kebenaran. “Cari di pengadilan,” saran dia.
Artikel ini ditulis oleh: