Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7). Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari komunikasi politik yang dibangun kedua partai untuk Pilpres 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara terkait keterlibatan partainya dalam masa kampanye Pilpres 2019.

Ia menanggapi pernyataan Sekjen Partai Gerindra yang menagih janjinya untuk berkampanye bersama calon presiden Prabowo Subianto.

Hal ini dikemukakan SBY melalui akun twitter miliknya, @SBYudhoyono pada Kamis (15/11) malam.

“Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng terpaksa saya respons,” katanya.

Ia pun meminta agar Ahmad Muzani dan Partai Gerindra lebih mawas diri dan tidak mengkambing hitamkan pihak lain. Terlebih, menurut SBY, ucapan Muzani cenderung sembrono dan justru merugikan koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

SBY menjelaskan bahwa dirinya sudah dua kali ikut kontestasi pilpres dan dua-duanya menang. Selama itu dia tidak pernah menyalahkan dan memaksa ketua umum partai pendukung untuk ikut berkampanye.

“Saya pernah 2 kali jadi calon presiden. Saya tak pernah menyalahkan dan memaksa ketum partai-partai pendukung untuk kampanyekan saya,” terangnya dalam cuitan yang lain.

Presiden ke-6 RI ini menegaskan, dalam pilpres yang paling menentukan adalah capres itu sendiri.

“Capres adalah ‘super star’. Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan