Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai pernyataan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie soal pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) senilai Rp1.760 triliun bias karena yang bersangkutan terafiliasi dengan Partai NasDem.
“Kalau atas nama partai sangat efektif jika kritik disampaikan secara terbuka di Komisi I. Akan tetapi, jika atas nama pakar pertahanan, bisa bias karena posisi beliau melekat ke partai tertentu,” kata Adi Prayitno melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (4/6).
Meski demikian, Adi mengingatkan kritik tersebut lumrah terjadi dalam sistem demokrasi, apalagi isu yang dibahas cukup menyita perhatian publik di Tanah Air.
Hal itu, kata Adi, lantaran posisi dan identitas Connie tidak bisa dilepaskan sebagai anggota Dewan Pakar Partai NasDem yang juga anggota koalisi Presiden Jokowi.
Di sisi lain, bagi Partai Gerindra Prabowo Subianto, bukan hanya Menteri Pertahanan, melainkan lebih dari itu sebagai sebuah simbol harga diri partai.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia tersebut menilai perbedaan pendapat antarpartai dalam koalisi pun sebenarnya lazim terjadi. Misalnya, saat pembahasan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dan RUU Pemilihan Umum (Pemilu).
Saat kedua kebijakan tersebut digodok, banyak partai koalisi Joko Widodo yang awalnya berbeda pendapat secara terbuka.
“Satu hal yang jelas, dalam kapasitas apa pun kritik itu dilakukan tentunya akan muncul resistensi bahkan disharmoni dengan Gerindra,” katanya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara di salah satu televisi swasta, Connie mengakui menjabat sebagai anggota Dewan Pakar Partai NasDem. Namun, dia membantah telah menjadi kader partai besutan Surya Paloh tersebut.
“Saya memang Dewan Pakar NasDem tetapi bukan anggota Partai NasDem,” katanya.(Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i