Jakarta, Aktual.co — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan berbagai pihak guna menanggulangi masalah gulma atau tumbuhan pengganggu berupa eceng gondok yang selama ini kerap menutupi permukaan Waduk Cirata, Jawa Barat.
“Tanaman enceng gondok yang ada di Waduk Cirata ini sudah dalam tahap yang cukup mengkhawatirkan,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (8/6).
Menurut Slamet Soebjakto, tanaman eceng gondok itu mencemaskan karena berakibat kepada penurunan produksi ikan di Waduk Cirata dan juga mengganggu operasional turbin air.
Untuk itu, ujar dia, perlu dilakukan upaya baik secara biologis berupa penebaran ikan pemakan tumbuhan dan juga mekanis yaitu pengangkatan atau pembersihan eceng gondok dari permukaan waduk.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP mengemukakan, pihaknya bersama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bandung Barat dan Provinsi Jawa Barat, serta Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan Masyarakat Peduli Cirata (MPC) melakukan penebaran benih ikan.
Ia memaparkan bahwa jumlah penebaran benih ikan itu terdiri atas 1.300 kg ikan Grasscarp, 104 ribu ekor benih ikan Bandeng, 28 ribu ekor benih ikan tawes dan 100 ribu ekor ikan lokal dari Jawa Barat.
“Penebaran jenis ikan pemakan tumbuhan dan ikan lokal ini selain bertujuan mengurangi populasi eceng gondok di perairan Waduk Cirata juga untuk memperkaya lingkungan perairan dengan ikan-ikan lokal di perairan tersebut,” katanya.
Slamet menegaskan bahwa berbagai pihak harus bekerja sama melakukan pembersihan Waduk Cirata tersebut.
Saat ini, ujar dia, KKP telah menemukan salah satu cara untuk memanfaatkan enceng gondok sebagai salah satu bahan baku pakan pengganti. Kandungan protein tepung eceng gondok sekitar 12 persen mampu menggantikan dedak.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan KKP Maskur menyebutkan bahwa saat ini diperlukan edukasi dan sosialisasi kepada pembudidaya untuk dapat membantu melakukan pembersihan enceng gondok di sekitar KJA (Karamba Jaring Apung) yang mereka miliki.
“Pembudidaya dapat mengumpulkan eceng gondok yang tersangkut di KJA nya untuk kemudian di kumpulkan. Setelah itu dapat dimanfaatkan baik untuk proses sebagai bahan baku pakan ataupun kerajinan. Ini harus dilakukan terus menerus dan setiap hari karena pertumbuhan eceng gondok yang cukup cepat,” jelas Maskur.
Artikel ini ditulis oleh: