Jakarta, Aktual.co — Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Armida Alisjahbana mengatakan tantangan Indonesia di tahun mendatang bukan hanya persoalan fiskal dan moneter, namun juga banyak hal lainnya. Seperti, tantangan penciptaan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, dan implikasi kebijakan (affirmative policy).

“Tantangan di tahun mendatang bukan hanya fiskal dan moneter saja, tapi banyak sektor lainnya. Tantangan tersebut seperti penciptaan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, percepatan pertumbuhan ekonomi, dan affirmative policy,” ujar Armida saat mengisi acara Ekonomi Outlook 2015 di Bank Indonesia Jakarta, Kamis (4/12).

Lebih lanjut dikatakan Armida yang juga Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), dari tahun 2008-2012 tercatat dalam data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) bahwa masyarakat miskin di Indonesia berjumlah 29 juta jiwa, masyarakat rentan miskin berjumlah 70 juta jiwa, masyarakat menengah 100 juta jiwa, dan masyarakat kelas atas berjumlah 50 juta jiwa. Penghasilan masyarakat miskin Rp250.000/kapita/bulan menurut Armida jauh dari kata cukup.

“Kelompok Rumah Tangga (RT) yang berada dalam 40 persen berpenghasilan terendah adalah RT dengan tenaga kerja bekerja tidak penuh, pekerja di usaha mikro dan kecil, dan penduduk miskin yang tidak memiliki pekerjaan. Penghasilan masyarakat miskin Rp250.000/kapita/bulan itu kurang sekali. Pemerintah harus memperhatikan itu dulu, baru yang lain-lainnya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka