Jakarta, Aktual.com — Pengamat pasar modal Guntur Tri Hariyanto memperkiarakan bahwa target 32 perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun 2015 ini diperkirakan tidak tercapai di tengah pergerakan bursa saham yang mudah berubah karena masih melambatnya perekonomian domestik dan global.

“Hingga mendekati pertengahan tahun ini jumlah IPO baru mencapai lima emiten, kondisi ini memang banyak didukung oleh kondisi pasar modal yang kurang kondusif, sehingga banyak emiten yang melakukan penundaan,” ujar Guntur Tri Hariyanto yang juga Analis PT Pefindo Riset Konsultasi di Jakarta, Rabu (17/6).

Menurut dia, pasar modal saat ini berada dalam fase volatilitas yang tinggi sehingga membuat arah pasar sulit dipastikan ke depannya, situasi itu dapat memicu risiko penurunan target raihan dana IPO perusahaan.

“Dari emiten-emiten yang sudah IPO pada tahun ini, mereka cenderung mengalami penurunan target dana yang diperoleh, sehingga aktivitas tersebut menjadi kurang menguntungkan bagi perusahaan,” katanya.

Di sisi lain, ia menambahkan bahwa kondisi ekonomi domestik juga belum bisa menyediakan sentimen positif yang bisa menjadi penopang pasar di tengah tren pelemahan seperti saat ini, meskipun pemerintah terus berusaha untuk melakukan stimulus terhadap ekonomi.

“Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan Bursa Efek Indonesia akan melakukan pemangkasan target jumlah IPO pada tahun 2015 ini,” kata Guntur Tri Hariyanto.

Ia mengemukakan bahwa baru-baru ini Pefindo Credit Rating juga telah menurunkan peringkat maupun outlook beberapa perusahaan dengan mempertimbangkan lemahnya perekonomian nasional.

“Banyak kinerja perusahaan-perusahaan yang jauh di bawah target,” katanya.

Sebelumnya, Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang melambat menjadi salah satu pendorong minimnya perusahaan yang ingin melakukan IPO, namun BEI tetap optimistis target akan tercapai.

“Berapa pun pencapaian jumlah IPO kami terima. Namun tetap ada harapan bagus pada kuartal III dan IV nanti,” katanya.

Chief Executive Officer (CEO) PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Michael Steven mengatakan bahwa pelaksanaan IPO pada tahun 2015 ini masih cukup prospektif meski kondisi bursa saham domestik sedang mengalami fluktuasi tinggi.

“Pasar modal itu kan dinamis, ‘timing’ IPO bisa berubah-ubah. Saat sudah siap semuanya, baru perhatikan waktu pelaksanaannya,” ujarnya.

Sementara itu dalam data BEI, pada tahun ini sebanyak lima perusahaan telah melaksanakan IPO, yakni PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP). Sementara itu, terdapat satu emiten yang mencatatkan kembali sahamnya, yakni PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka