Jakarta, Aktual.co —Target pendapatan Pemprov DKI di 2015 yang dipatok sebesar Rp57 triliun, menuai kritik dari DPRD DKI. Target pendapatan yang tercantum di Kebijakan Umum Anggaran serta Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Tahun Anggaran (TA) 2015 itu dianggap tidak realistis.
“Angka 57 itu dalam pandangan kami terlampau hebat. Kenapa? Pengalaman yang dulu, selalu berat untuk mencapai angka yang ditetapkan,” kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik, saat rapat pimpinan membahas KUA-PPAS 2015 DKI, di Kebon Sirih, Rabu (7/1).
Berdasarkan perhitungan dewan, kata Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD ini, sepatutnya Pemprov DKI mematok pendapatan sekitar Rp45 triliun saja. “Kalau 57, kami pesimis.”
Namun, jika nantinya Satuan Kerja Perangkat Daerah berhasil meraih pendapatan melebihi target Rp45 triliun, Taufik berjanji akan memberi bintang. 
“Daripada (mematok) 57, tapi diujung enggak dapat bintang,” kata dia mengingatkan.
Politisi Gerindra itu pun merekomendasikan Pemprov DKI untuk merevisi besarnya RAPBD DKI 2015. Dari sekitar Rp76 triliun menjadi Rp 73 triliun. Atau naik Rp1 triliun dari tahun sebelumnya.
Menurut dia angka Rp73 triliun lebih rasional dari APBD 2014. “Yang lalu kan 72. Kalau kita sekarang 73. Ya, performance-nya agak lumayan lah,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, Tuti Kusumawati mengatakan pendapatan DKI di 2015 dicanangkan Rp57,5 triliun.
Nilai tersebut, di luar sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) 2014 Rp18 triliun. Tersusun atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp40,29 trilun, dana perimbangan sesuai keputusan presiden Rp11,4 triliun, dan lain-lain Rp 6 triliun.
Sedangkan rencana belanja menembus Rp65 triliun. Yang tersusun atas pembiayaan dari sektor penerimaan sekitar Rp19,2 triliun dan pinjaman Rp 1,2 triliun, penyertaaan modal pemerintah (PMP) untuk delapan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Rp11,4 triliun, dan pembayaran utuh pokok Rp9 miliar.
Adapun asumsi makro dalam penyusunan (KUA-PPAS) adalah inflasi sekitar 5-6 persen, nilai tukar sebesar Rp 11.900/USD, dan pertumbuhan ekonomi 5,9-6,4 persen. 

Artikel ini ditulis oleh: