Jakarta, Aktual.co — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan target penerimaan dana bagi hasil migas Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, turun menjadi Rp974 miliar dalam APBN Perubahan 2015 dari semula mencapai Rp2,6 triliun dalam APBN 2015. Kementerian Keuangan menetapkan target perolehan DBH migas bagi daerahnya sebesar Rp974 miliar melalui rapat koordinasi soal DBH migas.
“Saat ini saya mengikuti rapat koordinasi soal DBH migas di Jakarta, untuk membahas pembagian penurunan DBH migas secara nasional,” ujar Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Herry Sudjarwo di Jakarta, Selasa (10/3).
Ia menjelaskan pemerintah sudah menetapkan target penerimaan DBH migas 2015 secara nasional turun 57 persen di dalam APBN Perubahan dengan asumsi harga minyak dunia 60 dolar Amerika Serikat/barel. Penurunan target DBH migas itu kemudian dibagi kepada daerah penghasil migas di seluruh Indonesia termasuk Bojonegoro, yang memperoleh target penerimaan migas Rp974 miliar.
“Asumsi harga minyak dunia yang ada di dalam APBN Perubahan 2015 sebesar 60 dolar Amerika Serikat/barel tersebut cukup rasional, sebab saat ini harga minyak dunia berkisar 48 dolar-55 dolar Amerika Serikat per barelnya,” paparnya.
Ditanya sisa salur DBH migas 2012 sebesar Rp111 miliar, yang belum diterima, ia mengaku belum memperoleh penjelasan dari Kementerian Keuangan.
“Yang jelas, target penerimaan DBH migas Rp974 miliar tidak termasuk kekurangan DBH migas 2012 yang belum diterima daerah sebesar Rp111 miliar,” paparnya.
Menurut dia, pemkab masih menghadapi masalah di dalam APBD 2015 yang memasang target penerimaan DBH migas di dalam APBD 2015 sebesar Rp1,071 miliar.
Berdasarkan pemasangan target DBH migas tersebut, lanjutnya, daerahnya masih kekurangan Rp97 miliar, setelah melihat penetapan perolehan DBH migas sebesar Rp974 miliar, di dalam APBN Perubahan 2015.
“Kalau pemkab tidak berhasil mencari kekurangan perolehan DBH migas sebesar Rp97 miliar, bisa mengakibatkan gagal bayar sejumlah proyek pembangunan,” ujarnya.
Sesuai data, saat ini produksi minyak BloK Cepu, yang dikelola Exxonmobil Cepu Limited (EMCL) rata-rata 40 ribu barel/hari dan produksi minyak lapangan Sukowati, yang dikelola Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) sekiar 24 ribu barel/hari.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka