Pemerintah terbitkan surat utang negara. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah dan DPR sudah menyepakati total belanja negara dalam APBN 2018 sebesar Rp2.220,7 triliun atau meningkat 5,8 persen dari outlook di tahun ini. Sementara pendapatan negara 2018 ditetapkan cuma sebesar Rp1.894,72 triliun.

Dengan demikian, maka defisit anggaran APBN 2018 mencapai 2,19 persen.

“Defisit APBN 2018 direncanakan sekitar 2,19 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) atau setara dengan Rp325,9 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (25/10).

Target defisit yang masih tinggi itu memastikan pemerintah akan menambalnya dengan utang. Sehingga di tahun depan, utang yang akan dilakukan pemerintah minimal sebanyak Rp325,9 triliun.

Namun ternyata di postur APBN 2018 itu, nilai defisit anggaran yang direncanakan Rp326 triliun itu ternyata untuk menutup pembiayaannya lebih tinggi lagi utang yang dilakukan. Tercatat, pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara (neto) sebesar Rp414,52 triliun dan pinjaman (neto) Rp15,5 triliun. Sehingga total utang tahun depan mencapai Rp429,57 triliun.

Sementara untuk target pendapatan tersebut akan bersumber dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,09 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp275,43 triliun dan penerimaan hibah Rp1,2 triliun. Adapun belanja negara akan meliputi belanja pemerintah pusat Rp1.454,49 triliun dan transfer ke daerah dan Dana Desa Rp766,2 triliun.

“Sementara dalam belanja pemerintah pusat, belanja untuk kementerian lembaga disepakati Rp847,44 triliun dan belanja non-kementerian lembaga Rp607,06 triliun,” kata Sri Mulyani.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby