Jakarta, Aktual.co — Dalam waktu lima tahun ke depan, Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan meningkatkan rasio sambungan listrik (elektrifikasi) hingga 99 persen. Setiap tahunnya, pemerintah akan meningkatkan rasio elektrifikasi minimal tiga persen.
“Kebutuhan listrik sampai tahun 2022 bakal meningkat signifikan sehingga perlu menambah pembangkit listrik. Saat ini, pemerintah telah menargetkan akan membangun pembangkit listrik mencapai 35 ribu mega watt (mw),” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman di Jakarta, Rabu (12/11).
Salah satu langkah yang akan menjadi andalan untuk mencapai target tersebut adalah dengan memaksimalkan potensi batubara. Indonesia memiliki banyak cadangan pasokan batubara sehingga lebih layak diperhitungkan untuk dipergunakan.
“Pasokan batubara yang melimpah sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Diperkirakan hingga 10 tahun kedepan, batubara akan tetap menjadi pemasok utama bahan bakar pembangkit di Asia Tenggara,” tambahnya.
Ada beberapa faktor yang harus tetap diperhatikan dalam pemakaian batubara sebagai bahan bakar pembangkit, yakni keamanan pasokan, keekonomian dan lingkungan. Salah satu yang selalu menjadi sorotan terhadap penggunaan batubara sebagai bahan bakar terutama adalah faktor lingkungan.
“Ini harus diperhatikan juga, karena batubara menghasilkan emisi yang cukup besar, karena itu harus dicari dan dikembangkan teknologi untuk mengurangi emisi, sambil menunggu pengembangan energi baru terbarukan” kata dia.
Hingga saat ini, rasio elektrifikasi Nasional mencapai angka 82 persen, yang lima tahun sebelumnya hanya 65 persen. Sehingga, target rasio elektrifikasi dalam lima tahun kedepan naik hingga 99 persen masih bisa terjangkau.
Untuk melakukan target tersebut, pemerintah telah berkomitmen untuk memangkas proses perizinan dalam pembangunan pembangkit listrik. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah terkait infrastruktur seperti jalan.
“Kalau infrastruktur jalan terutama di wilayah pelosok sudah dibangun, tentunya akan memudahkan untuk membangun jaringan kelistrikan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke luar negeri dalam rangka menghadiri pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), mengajak para pengusaha dan pemerintah negara-negara sahabat untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu program yang ditawarkan yakni investasi di bidang pembangunan pembangkit listrik.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka