Banda Aceh, Aktual.co — Bagi para pelancong yang berkunjung ke Aceh, ada baiknya tak sekadar menikmati keindahan alam, kemegahan masjid Baiturrahman Banda Aceh, atau museum Tsunami dan Kapal Apung di Banda Aceh. Anda bisa melihat salah satu kerajinan khas Aceh lainnya yaitu tas bermotif Aceh.

Sentra produksi tas dengan motif pinto Aceh, rencong dan lain sebagainya itu terletak di jalan lintas Medan-Banda Aceh, tepatnya Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Dari sinilah, seluruh tas Aceh dikirim ke nusantara dan dunia.

Disain yang halus karena dibuat dengan mesin bordir modern membuat tas ini semakin cantik dan menarik. Tersedia berbagai bentuk dan ukuran. Dari tas sandang, punggung, koper beroda, koper tidak beroda sampai dompet aneka ukuran tersedia di kawasan itu.

Dari desa itu tas itu dijual ke Medan, Lampung, dan seluruh provinsi di Pulau Jawa. Peminat tas ini pun terbilang banyak. Ini dilihat dari produksi pengrajin saban hari. “Rata-rata kami bisa memproduksi 40 buah per hari,” sebut Darkasyi, pengrajin tas Aceh kepada Aktual.co, ditulis Minggu (2/11).

Dia mempekerjakan tiga pengrajin. Pengrajin lainnya, Amiruddin mempekerjakan dua penjahit. Harga jual tas ini terbilang murah. Untuk ukuran dompet dijual berkisar Rp15.000 – Rp30.000 per buah.

Sedangkan untuk ukuran tas, harga sangat variatif, tergantung besar dan motif tas tersebut. Namun,harga paling mahal hanya sekitar Rp500.000 per tas. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota di Aceh kerap memesan tas itu dalam jumlah besar. Pesanan itu akan dibawa untuk mengikuti pameran nasional atau internasional di luar negeri. Dari sinilah tas Aceh menjangkau dunia.

Umumnya, sambung Darkasyi, pembeli lebih menyukai warn-warna mencolok, seperti merah marun, biru muda dan lain sebagainya. Sangat sedikit pembeli yang menyukai warna abu-abu.

“Kami berharap tas Aceh semakin dikenal di nusantara dan dunia. Dengan begitu, pengrajin juga untung,” pungkas Amiruddin.

Kini, pengrajin tas Aceh terus menggeliat. Menawarkan souvenir khas dari bumi Serambi Mekkah untuk pelancong yang mengunjungi pulau paling ujung Sumatera itu.

Artikel ini ditulis oleh: