Setelah menghilang dari pusat Johnson, tas tersebut muncul di garasi manajer museum Kansas, Max Ary, yang dihukum karena mencuri pada 2014.

Tas tersebut disita oleh Layanan Marshall AS yang akhirnya dilelang tiga kali, tanpa penawaran, hingga akhirnya dibeli pada tahun 2015 seharga Rp13 juta oleh pengacara wilayah Chicago, Nancy Lee Carlson.

Dia mengirim tas tersebut ke NASA untuk divalidasi, dan saat tes menunjukkan bahwa tas tersebut benar-benar digunakan Armstrong serta masih terdapat jejak debu bulan, badan luar angkasa AS memutuskan untuk menyimpannya.

Carlson berhasil menggugat NASA untuk mengembalikan tas tersebut, dan atas perhatian masyarakat terhadap langkah hukumnya, tas tersebut mendorong banyak calon pembeli potensial. Hal tersebut yang membuat Carlson memutuskan untuk melelangnya lagi.

Di sisi lain, salah satu kelompok mengritisi keputusan Carlson untuk menjual sepotong sejarah luar angkasa.

“Tas itu ada di museum, jadi seluruh dunia dapat berbagi dan merayakan pencapaian universal manusia yang diwakili oleh tas tersebut,” ujar Michelle Hanlon, salah satu pendiri For All Moonkind, organisasi non-profit yang dibentuk untuk membujuk PBB agar menerapkan langkah-langkah untuk melestarikan dan melindungi keenam lokasi pendaratan Apollo di bulan.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby