Selain mengikuti pelatihan, upaya lain adalah menyalurkan para remaja yang tidak memiliki keahlian tersebut sebagai tenaga kontrak Pemprov DKI Jakarta seperti Petugas Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU) atau tenaga di Bina Marga Sumber Daya Air dan Kehutanan.

Menurut dia, setiap tahun Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) menerima tenaga kerja tanpa keterampilan yang membutuhkan keterampilan fisik saja.

“Nah kita coba salurkan ke sana jadi mereka ada aktivitas,” katanya.

Dyan mengakui, langkah ini belum terlalu banyak bisa menyerap tenaga kerja dari kelompok masyarakat yang kurang produktif tersebut. Hanya mampu menyediakan lima sampai 10 orang saja.

Tetapi dia optimistis, kalau terus dilakukan melatih keterampilan anak-anak di kawasan Manggarai tersebut maka tawuran bisa dicegah.

Menurut dia, tawuran terjadi karena para pemuda tersebut tidak memiliki aktivitas yang lain dikarenakan persoalan sosial tadi, dengan pelatihan yang diberikan diharapkan mereka memiliki keahlian memperbaiki ponsel dan AC sehingga disibukkan dengan pekerjaannya tidak lagi turun ke jalan untuk tawuran.

Artikel ini ditulis oleh: