Jakarta, Aktual.com — Pengamat Regulasi dan Regulator Media (PR2 Media) Puji Rianto mengatakan acara televisi menyambut Ramadhan didominasi oleh hiburan yang justru menjauhkan umat Islam dari beribadah di masjid, paradoks dengan nilai-nilai yang seharusnya ditanamkan di bulan suci.
“Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, didominasi hiburan yang paradoks dengan spiritnya Ramadhan, beribadah mendekatkan pada Allah, tetapi TV merayakan itu dengan hingar bingar, mendegradasi nilai-nilai religius,” katanya, di Jakarta, Rabu (8/6).
Hal ini dikatakan menanggapi acara TV di bulan Ramadhan yang telah mulai tayang di layar kaca sejak hari pertama puasa, Senin (6/6).
Ia menambahkan, tayangan TV juga telah mengkolonisasi ruang-ruang ibadah. Banyak orang lebih khusuk berada di depan televisi yang tayang 24 jam dibandingkan pergi ke mesjid untuk melaksanakan ibadah.
“Waktu yang seharusnya beribadah tetapi lebih banyak didominasi menonton TV,” katanya.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan melakukan pemantauan tayangan 15 stasiun televisi nasional selama Ramadhan 1437 H.
“Pemantauan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang bertujuan untuk memastikan isi siaran sesuai dengan semangat syiar Islam dan ibadah di bulan suci,” ujar Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin di Jakarta, pekan lalu.
Pemantauan televisi tersebut, lanjut dia, berlandaskan pada sejumlah perundang-undangan dan aturan yang berlaku.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara