Jakarta, Aktual.com – Jelang dua tahun pemerintahan Jokowi-JK yang jatuh pada 20 Oktober 2016 nanti, saat ini terus menuai pro dan kontra publik dalam melihat kinerja presiden dalam mengelola negeri dari berbagai macam sektor.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin misalnya. Ia menilai bahwa disektor pertahanan, pemerintah sudah memperlihatkan atensi yang bagus.
“Program-program pertahanan misalnya. Pada pengadaan alutsista berjalan, bahkan lebih banyak titik beratkan pada produk dalam negeri misalnya pembatalan pembelian pesawat asal italia dan lain-lainnya,” kata Hasanuddi, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (18/10).
Tidak hanya itu, soal perbatasan sambung Hasanuddin, pemerintah terlihat serius dalam penanangannya.
“Dahulu kan ada eksodus ada masyarakat yang menyebrang dan lain-lain, dan sekarang dengan pendekatan pertahanan plus kesejahteraan misalnya pembuatan jalan, dihidupkan pertanian dan pendidikan bahkan TVRI dan Radio masuk perbatasan,”ujar dia.
Menurut dia, meski ditengah perjalannya ada pemotongan anggaran dibidang pertahanan dan TNI, namun itu juga berdampak kepada yang lainnya.
“Itu bagus tapi kalau ada pegurangan anggaran, itu bukan hanya di KemHan/TNI saja tapi disemua lini, anggaran dikurangi dan disesuaikan lagi dengan pemasukan negara,”sebut politikus PDI Perjuangan itu.
Kendati begitu, kata Hasanuddin, pemerintah juga masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Pertama, dari 1,5 persen PDB maka akselerasi MEF itu akan tercapai dan terwujud. Kemudian tingkat kesejahteraan dapat yang baik misalnya pembangunan perumahan untuk prajurit yang bekerjasama denga menteri PU. Jadi arahnya lebih jelas, pertama MEF terwujud kalau dengan 1,5 PDB, itu naik 70 persen. Tinggal masalah kesejahteraan diperhatikan,”tandas dia.(Novrizal Sikumbang)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid