Pelatih Timnas Indonesia Luis Milla (tengah) berjabat tangan dengan Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafrie (kanan) dan Pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini (kiri) di sela-sela konferensi pers di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (9/2). Dalam kesempatan itu mereka memaparkan program kerja untuk memajukan timnas Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye/16

Kuala Lumpur, Aktual.com – Usai berlatih di tengah guyuran hujan di lapangan wisma Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM), Kamis (20/9), para pemain tim nasional sepak bola U-16 Indonesia tampak buru-buru merapikan diri.

Berselang kurang lebih 10 menit, pelatih mereka Fakhri Husaini, memberikan instruksi singkat. Ia menyuruh anak didiknya berkumpul di futsal dalam ruangan wisma FAM.

Para pemain pun semakin bergegas lantaran hujan dan petir mengiringi latihan itu.

“Jangan tinggalkan sampah apapun,” kata seorang ofisial saat para pemain akan berkumpul.

Usai diberi wejangan pada penutup latihan, para pemain pun membubarkan diri. Para awak media yang menunggu pun harus kecewa lantaran tidak dapat menghentikan pemain secara spontan usai latihan.

Usut punya usut, Fakhri ternyata juga memegang kendali wawancara anak didiknya. Tanpa izinnya, tak ada pemain yang bisa memberikan komentar, tak ada pemain yang dapat menemui orang lain di luar tim.

Ketat Fakhri Husaini memang menerapkan aturan ketat bagi para pamainnya yang kini bertanding di Piala U-16 Asia 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pembatasan bertemu dan bercengkrama dengan pihak luar itu hanya salah satu.

Menurut Cecep Mulyana, salah satu gelandang timnas U-16 ada banyak larangan yang mereka terima dari Fakhri di tim.

“Kami dilarang merokok dan mabuk. Tidak boleh tidur di atas jam 10 malam, pola makan harus dijaga, tidak boleh makan yang pedas-pedas, tidak boleh makan mie instan dan minum minuman bersoda,” kata Cecep.

Bahkan, sejatinya larangan tersebut lebih banyak dari yang disampaikan Cecep. Fakhri Husaini mengutarakan bahwa dia juga membatasi pemakaian telepon genggam dan gawai skuatnya.

Sang pelatih asal Aceh pun memiliki kebijakan tentang dengan siapa pemain timnas bisa bertemu hingga berapa lama pertemuan itu bisa berlangsung. Selain itu, para pemain juga diwajibkannya untuk beribadah.

Itulah yang membuat raut muka Fakhri Husaini yang biasanya dihiasi senyum langsung berubah serius ketika ditanyakan mengenai aturan-aturan yang diterapkannya di tim.

Menurut pemain timnas Indonesia di era 1990-an tersebut, peraturan dari dirinya kepada pemain semata-mata sebagai bagian dari latihan karena sepak bola dianggapnya bukanlah sekadar permainan di atas lapangan.

Sepak bola merupakan olahraga yang nilai-nilainya mesti diterapkan di seluruh lini kehidupan.

“Saya tidak mau ketika nantinya menjadi alumnus timnas U-16 Indonesia, anak-anak ini menjadi pemain yang bagus teknik sepak bolanya tetapi perilakunya bejat. Itu sama sekali tidak membanggakan,” kata Fakhri.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan