Solo, Aktual.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih untuk menjadi oposisi ditengah kencangnya isu reshuffle kabinet jilid II yang bakal dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Mejelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (7/11).
“PKS memilih menjadi oposisi bukan untuk mencari kursi. Kalau memang reshuffle membawa Indonesia menjadi lebih baik akan kami dukung. Namun sebaliknya kalau membawa kedaruratan Indonesia akan kami kritisi,” terang Hidayat.
Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan jika memang isu reshuffle jilid II benar, maka pemerintah harus segera melakukannya. Jika reshuffle tidak segera dilakukan akan mengganggu kinerja para menteri.
“Sekali lagi PKS menegaskan diluar kabinet. Kalau memang benar adanya reshuffle harus segera dilakukan. Jangan sampai malahan mengganggu kerja manteri,” jelas dia.
Terkait isu reshuffle jilid II yang semakin kuat, Hidayat mengaku PKS akan tetap loyal bersama Koalisi Merah Putih (KMP). Pihaknya akan tetap konsisten dengan arah koalisi yang telah mereka rawat sejak awal terbentuk.
“Kami tetap konsisten di jalur oposisi. Kami loyal terhadap pemerintah selama kebijakannya pro-rakyat dan sebaliknya akan kami kritisi,” ungkap Hidayat.
Artikel ini ditulis oleh: