Jakarta, Aktual.com – Seorang menteri muda Inggris, Sabtu, mengadakan pembicaraan di Iran sementara Teheran mengatakan negara-negara Eropa hendaknya mengambil tindakan jika mereka ingin menyelamatkan perjanjian nuklir Iran setelah Washington mengundurkan diri dari perjanjian internasional itu, media Iran melaporkan.

“Sudah saatnya bagi negara-negara Eropa untuk bertindak selain menyuarakan komitmen politik mereka,” kata kantor berita negara IRNA mengutip Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kepada wartawan.

“Langkah-langkah ini mungkin mahal, tapi jika negara-negara ingin menuai keuntungan-keuntungan dan jika mereka yakin perjanjian nuklir itu merupakan pencapaian internasional, mereka hendaknya siap menjaga prestasi-prestasi ini,” kata Zarif seperti dikutip.

Inggris dan negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian itu berusaha agar persetujuan tersebut tetap berjalan, kendati Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan kembali sanksi-sanksi atas Teheran.

Menteri Muda Urusan Luar Negeri Inggris, Alistair Burt, melakukan kunjungan pertama oleh seorang menteri Inggris sejak Trump mundur dari perjanjian itu. Sebelumnya ia bertemu dengan Wakil Menlu Iran Abbas Araghchi, demikian televisi negara Iran.

Zarif mengatakan pembicaraan dengan Burt menyinggung antara lain “akses ke sumber daya perbankan dan penjualan minyak.” Iran telah berusaha mengusahakan komitmen dari para penandatangan perjanjian nuklir dari Eropa dan memiliki akses ke sistem perbankan Barat serta terus menjual minyak kendati sanksi-sanksi AS berlaku.

Dalam pernyataan sebelum kunjungannya, Burt berkata,”Sepanjang Iran memenuhi komitmen berdasarkan perjanjian itu, kami masih berkomitmen kepadanya karena kami yakin inilah cara terbaik untuk memastikan masa depan yang aman dan terjamin bagi kawasan.” Zarif kemudian berbicara melalui telepon dengan mitranya Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, media negara melaporkan.

Ditambahkan, mereka membahas hubungan bilateral, perjanjian nuklir dan perkembangan regional.

Sehari sebelumnya, Iran membantah telepon dari Le Drian untuk mengadakan perundingan tentang rencana-rencana nuklir masa depan Teheran, persenjataan peluru kendali balistiknya dan perannya dalam perang-perang di Suriah dan Yaman.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby