Petugas memotong daging sapi kurban sebelum dibagikan kepada warga di Tempat Penampungan dan Pemotongan Hewan Kurban Masjid Jami Baiturrahman Al Haq, Jakarta, Sabtu (2/9). Dalam rangka hari raya Idul Adha 1438 H sekaligus ungkapan syukur 80 tahun, Larutan Cap Kaki Tiga membagikan 1.000 paket daging kurban untuk warga sekitar masjid tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menginginkan distribusi daging sapi lokal dapat diperpendek agar menekan harga daging sapi segar di pasaran yang saat ini berada di sekitar Rp100.000 per kilogram.

Peneliti CIPS Assyifa Szami Ilman mengatakan, panjangnya rantai distribusi daging sapi lokal memengaruhi harga daging sapi tersebut di pasaran. Hal ini terjadi karena munculnya biaya-biaya tambahan, seperti biaya transportasi.

Ilman menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian CIPS, daging sapi lokal melewati tujuh hingga sembilan tahapan sebelum sampai di tangan konsumen.

“Proses distribusi dimulai dari peternak. Mereka menjual sapi mereka langsung kepada pedagang setempat yang berskala kecil atau melalui ‘feedlot’ yang memberi makan sapi secara intensif untuk meningkatkan bobot sapi dan nilai jualnya,” paparnya, Senin (17/12).

Kemudian, tahapan selanjutnya adalah sapi dijual lagi ke pedagang setempat berskala besar dengan menggunakan jasa informan untuk mendapatkan harga pasar yang paling aktual.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid