Bengkulu, Aktual.com – Dinas Kesehatan Kota Bengkulu menyatakan program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) ternyata efisien untuk menekan potensi wabah demam berdarah dengue (DBD).

Setelah program Jumantik digulirkan di kota itu, kasus DBD tercatat menurun pada bulan Februari 2017, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Sabtu (25/2).

“Pada bulan Januari 2017, kami catat sebanyak 60 kasus. Mulai Februari kami gulirkan Jumantik, hasilnya masyarakat yang terserang DBD turun menjadi 24 kasus,” katanya.

Hingga 25 Februari 2017, Dinas Kesehatan sudah merealisaikan program tersebut pada enam dari sembilan kecamatan yang ada di Kota Bengkulu.

Ia menyebutkan keenam kecamatan itu, yakni Ratu Agung, Selebar, Gading Cempaka, Muara Bangkahulu, Kampung Melayu, dan Ratu Samban.

Herwan Antoni menginformasikan bahwa program tersebut segera bergulir di seluruh kecamatan mulai minggu ketiga Maret 2017.

“Kami siapkan stiker pengawasan untuk tiga kecamatan lagi. Setiap minggu, kami akan pasang stiker untuk satu kecamatan,” katamua lagi.

Seluruh rumah warga di Kota Bengkulu nantinya akan terpasang stiker pengawasan jentik nyamuk, dan seluruh warga juga menjadi juru pamantaunya.

“Masyarakat akan saling mengawasi. Jadi, jika terjadi kasus, kita akan tahu sumbernya dari mana. Hal ini juga cukup efisien dalam memetakan daerah endemis,” kata Herwan.

Dengan program tersebut, lanjut dia, ternyata juga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat dan bersih, baik tubuh maupun lingkungan.

“Jika melihat sampah yang bisa menampung hujan, langsung di timbun agar jentik tidak berkembang di tempat tinggal mereka. Begitu pula, kebersihan bak penampung air,” ujarnya. [Ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Antara