Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia, Henky Wibawa mengatakan, untuk menerapkan teknologi plastik yang ramah lingkungan harus perhatikan empat unsur dalam pembuatannya.
“Pertama, reduce yang artinya mengurangi bagaimana teknologinya tidak mengurangi fungsionalitasnya tetapi bisa mengurangi pemakaian materialnya,” terang Henky kepada Aktual.com, di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/11).
Selanjutnya, reuse, dimana botol-botol bekas diperbaharui kembali. Namun, menurut ia, yang paling baik, ‘recycle’, yaitu daur ulang.
“Nah ini yang harus dibenahi, kita sudah ada Undang-Undang no 18 tahun 2008 tentang penanganan sampah tetapi sampai hari ini implementasinya tersendat,” urainya menerangkan.
Kemudian, lanjutnya yakni, reneweble. Misalnya dari bioplastik dan sebagainya.
“Tetapi itu masih mahal dan fungsinya masih jelek. Kita ada juga sekarang yang pake reneweble seperti kantong kresek yang bisa hancur, memang itu sudah dimanfaatkan tetapi hanya sekadar untuk kantong saja tidak ada fungsi yang lebih banyak daripada itu,” urainya lagi menambahkan.
Terakhir, Ia menyarankan agar Indonesia lebih fokus terhadap ‘recycle’. Karena di negara maju sekali pun masih dikembangkan teknik tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: