Jakarta, aktual.com – Pelbagai studi epidemiologi berhasil mengungkapkan fakta bahwa konsumsi makanan dan minuman yang kaya akan antioksidan, vitamin, dan flavonoid terkait dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
Makanan yang teridentifikasi memiliki kandungan flavonoid polifenol tinggi antara lain berbagai buah-buahan dan sayuran, seperti apel, bawang, teh hijau, teh hitam, anggur merah, dan cokelat.
Cokelat, siapa sih, yang nggak suka? Cokelat memiliki banyak penggemar, mulai dari kaum milenial hingga kalangan “kolonial”, pria maupun perempuan, pelajar hingga guru, semuanya suka. Citarasa cokelat memang begitu lezat dan nikmat tiada tara.
Sebenarnya cokelat itu mengandung berbagai macam zat, misalnya serotonin, teobromin, triptofan, anandamide, kafein, arginin, dopamin, asam oksalat, flavonoid, fenol, fenetilamin, fenilalanin, xanthine, dan masih banyak lagi zat lainnya. Semua kandungan ini yang membuat manusia merasakan manfaat cokelat.
Manfaat cokelat sedikit “ternodai” oleh kepercayaan kuno yang mengatakan bahwa makan cokelat bisa menimbulkan jerawat. Tentunya kepercayaan ini tanpa dasar ilmiah yang kuat. Jerawat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes, obat tertentu, kosmetika, faktor genetik, kotornya kulit wajah, dan sebagainya.
Adapun cokelat sendiri memiliki indeks glikemik yang rendah yang aman bagi penderita kencing manis (Diabetes Mellitus, DM). Selain itu, cokelat juga menurunkan resistensi insulin. Saat tubuh lebih sensitif terhadap insulin, maka tubuh akan memproses glukosa dengan lebih efektif. Mungkin inilah manfaat cokelat yang sedikit terabaikan oleh masyarakat awam dan penderita kencing manis serta sindrom ovarium polikistik. Sekadar tambahan, puding cokelat alpukat, selain lezat, juga aman bagi penderita DM.
Penggunaan tambahan cokelat termasuk menstimulasi ginjal dan pengobatan demam, tuberkulosis, anemia, dan gout. Sebenarnya sudah sejak abad ke-17, cokelat dikenal sebagai zat penguat jantung dan dimanfaatkan untuk terapi nyeri jantung.
Manfaat cokelat yang lainnya juga telah dirasakan oleh manusia. Misalnya melindungi jantung (efek kardioprotektif) oleh karena kandungan asam gallat dan epikatekin flavonoidnya. Kandungan flavonoid di cokelat, terutama katekin, epikatekin, dan prosianidin bermanfaat untuk membantu sistem kardiovaskuler dengan menurunkan kadar kolesterol, mengurangi peradangan (inflamasi), dan mencegah terjadinya gumpalan darah.
Hasil dari 24 riset tentang efek flavonoid pada cokelat terhadap risiko jantung, para ilmuwan berhasil membuktikan bahwa flavonoid mengurangi tekanan darah dan “kolesterol jahat” (LDL), meningkatkan “kolesterol baik” (HDL), memperbaiki aliran darah, serta menurunkan resistensi insulin, keadaan ketika sistem organ tubuh tak lagi bisa mengefektifkan penggunaan insulin. Kondisi ini terkait erat dengan penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2.
Dosis rata-rata flavonoid yang direkomendasikan oleh para ahli sekitar 400 miligram per hari. Dosis itu sama dengan delapan batang cokelat hitam (dark chocolate) atau 30 batang cokelat susu. Masalahnya, jika Anda mengonsumsi cokelat tersebut, maka secara otomatis Anda juga mengonsumsi semua kalori dan gula yang terkandung di dalamnya.
Sebagai solusi, Anda dapat membeli produk cokelat dengan konsentrasi pekat. Bila Anda membeli cokelat, pilihlah dark chocolate atau yang mengandung lebih dari 70 persen cokelat atau lebih. Semakin tinggi kandungan cokelat, semakin baik bagi kesehatan Anda.
Dark chocolate diformulasikan dengan cairan cocoa bean dengan persentase lebih tinggi daripada coklat susu. Oleh karena itu, kandungan flavonoid dark chocolate lebih tinggi daripada coklat susu. Hal ini penting diketahui, mengingat tidak semua cokelat merupakan sumber flavonoid yang baik.
Kandungan dark chocolate sebenarnya mirip alias hampir serupa dengan cokelat susu. Satu batang (44 gram = 1,55 oz) dark chocolate per 100 kcal dengan rasa agak manis memiliki kandungan kalsium (6,7 mg), tembaga (0,1 mg), zat besi (0,7 mg), magnesium (24 mg), fosfor (27,5 mg), potassium (76,1 mg), sodium (2,3 mg), seng (0,3 mg). Adapun satu batang (44 gram = 1,55 oz) coklat susu per 100 kcal memiliki kandungan kalsium (37,2 mg), tembaga (0,1 mg), zat besi (0,3 mg), magnesium (11,7 mg), fosfor (42,1 mg), potassium (75 mg), sodium (16 mg), seng (0,3 mg).
Cokelat juga dapat menurunkan tekanan darah manusia, hal ini telah dibuktikan oleh Dr. David Katz, profesor di Universitas Yale. Studi lain, cokelat bermanfaat untuk mengurangi risiko menderita stroke. Pelepasan kadar serotonin di otak juga dapat dirasakan sebagai salah satu manfaat coklat untuk membangkitkan rasa senang dan sensasi nyaman.
Tentang manfaat cokelat pada penderita kanker, masih kontroversial. Sebagian ahli setuju (cokelat bermanfaat), sebagian ahli menolak (cokelat penyebab kanker). Tentunya kita tinggal menunggu atau malah melakukan riset yang membuktikan kebenaran bahwa cokelat berpotensi menyembuhkan kanker.
Berbagai manfaat cokelat ini sangat dirasakan oleh para ahli sehingga mereka sampai berkumpul di Milan Italia pada tanggal 2 Maret 2007, pada konferensi Internasional bertema “Chocolate, Lifestyle, and Health”.
Bila manusia merasakan manfaat cokelat, maka tidak demikian dengan hewan. Makanya, jangan coba-coba memberikan cokelat ke anjing, kucing, kuda, burung nuri, beo. Mengapa? Karena zat teobromin yang terkandung di dalam cokelat tidak dapat dimetabolisme atau dicerna oleh usus mereka. Efek paling tragis adalah kematian. Kasihan mereka, kan? kata dr Dito Anurogo MSc, penyuka cokelat, dosen FKIK Unismuh Makassar, pengurus ASPI, dokter literasi digital, penulis puluhan buku, kepala LP3AI ADPERTISI, pegiat FLP Makassar Sulawesi Selatan, Director networking IMA Chapter Makassar, pengurus APKKM, Dewan Pembina/Penasihat berbagai komunitas.[Eko Priyanto]
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin