Temanggung, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menggalakkan penanaman pohon aren dalam program sabuk gunung untuk konservasi pada lahan kritis di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Gunung Prahu.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKLH) Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono di Temanggung, Senin, mengatakan selain berfungsi untuk konservasi, pohon aren juga memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Bagian dari pohon aren semuanya bernilai ekonomis, air nira sebagai bahan baku utama pembuatan gula merah/aren, buah diolah menjadi kolang kaling, ijuk sebagai bahan baku untuk sapu ijuk, dan daun diambil lidinya.
“Selain manfaat konservasi terutama untuk penyerapan air, masyarakat nantinya dapat memanfaatkan dari sisi ekonominya sehingga dapat menambah penghasilan, misalnya gula aren bisa laku Rp15.000 hingga Rp18.000 per kilogram,” katanya.
Pohon aren merupakan salah satu tumbuhan penyeimbang ekosistem dan ekologi perdesaan. Fungsi pohon aren secara ekologis sebagai pengawet sumber daya alam terutama tanah. Akar serabut pohon aren sangat kokoh, dalam, dan tersebar sehingga memiliki fungsi penting bagi penahan erosi tanah.
Entargo menyampaikan selain pohon aren dalam program sabuk gunung juga menggalakkan penanaman pohon bambu dan beringin sebagai tanaman konservasi karena juga mampu menyerap air dan tahan lama.
Ia menyebutkan untuk mendukung program sabuk gunung tersebut disiapkan sekitar 220.000 bibit aren, bambu, dan beringin.
“Dalam pengadaan bibit tersebut, kami bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan,” katanya.
Entargo menjelaskan bahwa penanaman bibit akan dilaksanakan pada Oktober dan November 2021 dengan perkiraan sudah mulai hujan sehingga tanaman mudah tumbuh.
Ia menyampaikan selain menyiapkan bibit dari dana APBD Kabupaten Temanggung sekitar Rp2 miliar, pihaknya juga berupaya melakukan kerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN) untuk penyediaan bibit. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin