Jakarta, Aktual.co — Sedikitnya 13 orang dinyatakan meninggal dunia dalam serangan sebuah bus yang ditembaki di Ukraina bagian timur Donetsk. Selain menewaskan 13 orang, sekitar 12 orang juga terluka atas kejadian tersebut.

“Dua belas orang tewas dalam bis listrik dan satu lagi yang berada di mobil yang lewat di dekatnya,” kata seorang pejabat layanan darurat di kota, demikian Aljazeera melaporkan, Jumat (23/1).

Namun demikian, belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Separatis pro-Rusia tampaknya menuding penyerangan itu dilakukan tentara Ukraina.

Tak lama setelah serangan itu, para pemberontak diarak sekitar 20 tawanan tentara Ukraina, melalui penerapan jalan-jalan Donetsk.

Para tahanan mengenakan pakaian sipil, beberapa dari mereka terluka, dibalut dan pincang, menghadapi kerumunan setelah dipaksa untuk berlutut.

“Mereka harus punised, seperti Saddam Hussein. Mereka adalah pembunuh. Mereka membunuh anak-anak kami,” kata pensiunan dan warga setempat Zina kepada AFP.

Pengamat lain menyatakan, rasa simpati bagi para prajurit, namun, “Saya malu dengan apa yang terjadi,” kata Lyuda, juga pensiun.

“Saya iba terhadap mereka. Theya menjadi korban, mereka tidak bersalah, mereka dikirim ke sini,” katanya lagi.

Kekerasan terbaru ini, terjadi sehari setelah para Menteri Luar Negeri Rusia, Ukraina, Jerman dan Prancis bertemu dalam pertemuan di kota Berlin.

Berdasarkan rencana yang telah disepakati pada hari Rabu, Ukraina dan separatis pro-Rusia akan menarik kembali pasukannya dan senjata berat.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mendesak langkah-langkah untuk kerusuhan berlangsung, tetapi mengatakan apa-apa tentang para pemberontak menyerah wilayah mereka karena melanggar kesepakatan damai menyimpulkan pada bulan September di Minsk, Belarus.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pasukan separatis Ukraina melonjak setelah Tahun Baru setelah bulan relatif ketenangan setelah gencatan senjata diumumkan pada awal Desember.

Konflik itu telah menewaskan lebih dari 4.800 orang sejak meletus di April 2014.  (Laporan: Wisnu Yusep)

Artikel ini ditulis oleh: