Jakarta, Aktual.com — Baru-baru ini, para ilmuwan telah mendeteksi adanya etil alkohol yang sama dengan minuman beralkohol yang ada di bumi, serta gula yang disebut glikolaldehida yang berasal dari sebuah Komet.
Temuan ini membuat peneliti yakin bahwa hal itu adalah bukti Komet telah memiliki sumber molekul organik kompleks signifikan yang mendukung pengembangan kehidupan.
Demikian dilansir dalam laman HuffingtonPost, dimana seorang Astronom dari NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Marylannd , Stafanie Milam, mengatakan, bahwa pendeteksian tersebut menunjukan bahwa kimia komet jauh lebih kompleks dari yang diantisipasi oleh manusia.
“Pendeteksian ini menunjukkan bahwa kimia Komet jauh lebih kompleks dari yang kita antisipasi,” terang Stefanie
Dengan adanya temuan tersebut, para peneliti memiliki argumen bahwa itu merupakan sebuah petunjuk bagaimana Komet ini menarik perhatian pada zaman Bumi kuno yang memungkinkan telah membawa kompleks seperti, alkohol dan molekul organik yang membantu menjelaskan bagaimana kehidupan di Bumi ini dimulai.
“Jika ini benar, hidup tidak harus dimulai dengan molekul. Sederhana saja seperti air, karbon monoksida, dan nitrogen,” kata Milam dalam sebuah pernyataan tertulisnya.
Stefanie melanjutkan “Jadi, sekarang Anda dapat melihat di mana gula mulai membentuk, serta organik yang lebih kompleks seperti asam amino – blok bangunan protein -. Atau nucleobases, blok bangunan DNA,” paparnya menambahkan.
Sekedar informasi, komet adalah sisa-sisa beku dari pembentukan Tata Surya yang ditempati manusia. Para ilmuwan tertarik mempelajarinya karena Komet dapat memegang petunjuk bagaimana Tata Surya terbentuk.
Komet Lovejoy termasuk sorotan utama para ilmuwan karena termasuk salah satu komet paling aktif di lingkungan orbital Bumi, setelah komet-komet Hale-Bopp pada tahun 1997 silam. Lovejoy tercatat berada paling dekat dengan Matahari pada tanggal 30 Januari 2015 lalu, ketika melepaskan air sebanyak 20 ton per detik.
Ilmuwan mengamati, bagaimana cahaya gelombang mikro dari Komet menggunakan teleskop radio berukuran 30 meter di Pico Veleta di Sierra Nevada, Mountains of Spain. Sinar matahari memberikan energi molekul di atmosfer Komet, menyebabkan mereka bersinar pada frekuensi gelombang mikro yang spesifik dan memungkinkan tim untuk mengidentifikasi dengan detektor.
Berikutnya, para peneliti berharap untuk mencari molekul-molekul dalam Komet baru dan bahkan yang redup yang melewati Bumi secara rutin, demikian kata Nicolas Biver dari Observatorium Paris di Prancis.
Artikel ini ditulis oleh: