Jakarta, Aktual.co — Sebuah tim peneliti internasional menemukan bukti kehidupan biologis di luar angkasa
Pada meteorit dari Planet Mars yang jatuh ke Bumi, tiga tahun yang lalu. Bukti itu menyatakan, kemungkinan pernah terdapat kehidupan di Planet Merah.
Namun demikian, para ilmuwan tidak menyakininya. Meteorit yang dimaksud adalah specimen ‘Tissint’ dari wilayah di Mars, yang jatuh di padang pasir Maroko, pada 18 Juli 2011 lalu.
Tim peneliti yang terdiri dari berbagai Negara seperti dari China, Jepang, Jerman dan Swiss-melaporkan dalam jurnal ilmiah- menunjukkan jejak karbon organic di dalam celah kecil di batu angkasa tersebut. Dan, karbon yang tersimpan pada batu itu tersimpan dalam batu Mars tersebut.
“Kami membuka kebenaran dari temuan baru. Kemungkinan penelitian lain bertentangan dengan temuan kami,” kata Dr. Philippe Gillet, Direktur Earth Planetary Sciences Laboratory (EPFL) di Lausanne, Swiss.
“Namun, kesimpulan penelitian dari kami akan memunculkan perdebatan tentang adanya aktivitas biologis di Mars, setidaknya di masa lalu,” kata anggota tim yang lain.
Setelah hasil penelitian tersebut, akhirnya munculah perdebatan. Seperti yang dikatakan oleh Dr Marc Fries, seorang ilmuwan dari NASA di Johnson Space Center Houston, Amerika Serikat.
“Sebagian kelompok penelitian mengklaim bahwa bahan karbon tersebut adalah bukti kehidupan masa lalu di Mars. Saya tidak setuju. Dan itu bukan hasil resmi dari komunitas kajian ilmiah bahwa klaim mereka adalah valid,” kata dokter Fries, dalam email ke The Huffington Post, Kamis (04/12).
Fries menuturkan, bahwa meteorit bisa saja terkontaminasi dengan karbon dari sumber lain, meskipun karbon itu berasal dari Mars. “Asal muasal kehidupan di Planet lain bukanlah satu-satunya penjelasan ilmiah dari karbon yang ditemukan di Tissint,” katanya dalam surat elektronik tersebut.
“Kemungkinan lain termasuk aktivitas vulkanik atau hidrotermal di Mars yang bisa menembus Tissint, dengan mengeluarkan cairan karbon. Lalu, lapisan itu terlepas dari apakah meteorit tertentu mengandung bukti kehidupan. Ini implikasi yang lebih rumit menjawab apakah ada atau tidaknya kehidupan di Mars,” jelasnya lagi.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Meteoritics and Planetary Science pada akhir November 2014.
Artikel ini ditulis oleh:

















