Warga menyaksikan pesawat yang mengalami kecelakaan di area Tambak Nggojoyo, Desa Wedung, Demak, Jawa Tengah, Senin (20/6). Pesawat terbang latih jenis CESNA 172 PK-NIV milik sekolah penerbangan PT Nusa Fliying Internasional (NFI) tersebut mengalami kecelakaan saat sedang latihan terbang, dalam kejadian itu Pilot Boby Sinatra (20) dan Co Pilot Joshua Adolf Wamena (20) mengalami luka ringan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi akan melibatkan para peneliti muda yang memenangi Lomba Penelitian Transportasi 2016 untuk menemukan solusi terkait keselamatan penerbangan.

“Jadi, kami buat mereka menjadi satu tim untuk menyelesaikan masalah-masalah penerbangan yang ada,” kata Budi usai menyerahkan Penghargaan Adi Cipta Tata Wahana Nusantara pada Pemenang Lomba Penelitian Transportasi 2016 di Kemenhub, Jakarta, Rabu (26/10).

Budi menjelaskan para pemenang tersebut sudah seharusnya diberikan ruang, seperti dialog agak terus berkembang.

“Jangan sampai, sudah menang dan enggak diajak ketemu lagi. Kita bisa membahas apa saja yang akan dikerjakan karena orang-orang yang mempunya kualifikasi seperti ini tidak banyak, mereka ini ‘care’ (peduli),” katanya.

Namun, dia menambahkan, saat ini dari Kemenhub sendiri belum ada bantuan secara reguler yang diberikan kepada para peneliti tersebut.

“Tapi, kalau penelitian ini diimplementasikan, diuji coba dengan ‘pilot project‘ (proyek percontohan) kalau itu berhasil, kita akan lakukan dalam sekala lebih besar, misalnya diterapkan di ATC (Air Traffic Controller), dan mungkin yang bersangkutan mendapatkan hak paten atas temuan itu,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub Agus Santoso mengatakan kegiatan yang melibatkan masyarakat, seperti lomba penelitian harus terus didukung.

“Menarik sekali bisa mendorong masyarakat untuk sama-sama berpikir memperbaiki sistem transportasi di Indonesia dan ini sudah tercantum di Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan,” katanya.

Agus menjelaskan tema lomba penelitian tahun ini, yaitu terfokus pada penerbangan karena menuntut tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi.

“Seperti apa yang disampaikan Pak Menteri penerbangan menuntut teknologi tinggi dan sebagian besar kecelakaan terjadi karena ‘human error’,” katanya.

Dia menuturkan salah satu pemenang lomba berhasil menciptakan alat pencegah tubrukan pesawat yang memberikan sinyal apabila saat potensi-potensi tersebut telah muncul.

“Jadi, alat ini memberikan sinyal apabila pesawat sudah mendekati titik limitasi, sebelum ‘nearmiss’ itu sudah menyala memberikan ‘alert’ atau peringatan kepada pilot,” katanya.

Peserta lomba dibagi ke dalam dua kategori berdasarkan kualifikasi pendidikan, katgori lulusan SLTA-S1 dan Kategori Lulusan S2-S3.

Kriteria SLTA-S1, Juara 1 diraih oleh Andri Bharata Hutapea dari Jakarta, Juara 2 Sorfian dari Pontianak dan Juara 3 Reza Aulia Akbar dari Surabaya.

Sementara itu, Kriteria S2-S3, Juara 1 Dody Qory Utama dari Jakarta, Juara 2 Henny Harumi dari Medan dan Juara 3 Evi Septiana Pane dari Surabaya.

Seluruh pemenang dianugerahi Penghargaan Adi Cipta Wahana Nusantara oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta uang tunai Rp20-50 juta dan perjalanan pendidikan (education trip) ke Canberra, Australia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan