Manado, Aktual.com – PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berharap pemerintah bisa memaksimalkan potensi fiskal untuk lebih baik. Sehingga di tengah perekonomian yang masih melemah di tahun depan, pertumbuhan ekonomi bisa digenjot.
“Saya berharap ekonomi Indonesia akan tetap kuat. Makanya posisi fiskal harus lebih baik dimana permintaan domestik harus menjadi pendorong pertumbuhan,” tandas Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan dalama acara Economy Outlook 2017, di Manado, Sabtu (17/12).
Menurutnya, dengan kondisi pelemahan global itu, maka pertumbuhan rkonomi yang paling realistis di batas bawah sebsar 5 % dan ada potensi bisa digenjot hingga 5,4 %.
“Kalau prediksi memang kuta bisa bertumbuh positif dan stabil, mungkin di kisaran 5 % – 5,4% persen tahun depan,” jelasnya.
Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi di tengah melemahnya kondisi ekonomi global itu, kata ada beberapa faktor yang harus dilakukan oleh pemerintah.
Antara lain, faktor konsumsi yang berkelanjutan, perbaikan belanja pemerintah, serta peningkatan investasi dari pihak swasta.
Namun demikian, kata Irfan, masih banyak tantangan dan arah ekonomi pada tahun 2017 nanti. Seperti pengaruh stimulus fiskal yang belum secara merata; pertumbuhan kredit industri perbankan yang sampai dengan Triwulan III 2016 yang baru mencapai 6,5% year on year (yoy) lebih rendah dibandingkan tahun 2015 sencapai 10% (yoy).
“Juga masih terjadi tren peningkatan rasio kredit macet (NPL) industri perbankan. Kondisi itu semua harus dapat diselesaikan oleh pemerintah dan otoritas moneter,” tandas Irfan.
Untuk itu, pihaknya menyarankan aga arah kebijakan pemerintah di tahun depan bisa mengoptimalkan berbagai potensi domestik yang ada untuk memperkuat perekonomian nasional.
“Juga perlu dilakukan langkah untuk membangun industri domestik yang kuat serta potensi sumber pembiayaan dari domestik yang luar biasa besar bisa dimanfaatkan, seperti hasil program pengampunan pajak (tax amnesty) itu,” papar dia.
Makanya, dia sendiri berharap, dampak amnesti pajak dalam waktu dekat ini harus mendorong terjadinya aliran dana dan diharapkan repatriasi dana dapat disalurkan ke sektor produktif yang tengah berkembang. Seperti, infrastruktur, properti, pariwisata dan pertanian.
“Jadi sekalipun kita optimis menatap 2017, tapi sepanjang Triwulan III 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,02% (yoy) memang diperkirakan tumbuh sekitar 5% pada akhir tahun ini,” pungkas dia.(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid