Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Indonesia mengecam keras langkah Pemerintah Israel yang menutup akses ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Indonesia meminta Israel untuk segera membuka kembali Masjid Al Aqsa.
Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri melalui siaran pers yang diterima wartawan, Jumat (31/10). 
Dalam keterangan pers itu dinyatakan bahwa penutupan Masjid Al Aqsa merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia khususnya kebebasan beragama bagi umat Islam di Yerusalem.
“Seharusnya, Israel sebagai kekuatan pendudukan harus segera membuka akses dan menjamin keselamatan bagi umat Islam untuk beribadah di Masjid Al Aqsa,” demikian siaran pers yang ditulis oleh Kemenlu.
Selain itu, pemerintah merasa prihatin terhadap peningkatan ketegangan dan kekerasan di Yerusalem dan meminta semua pihak untuk menahan diri, terutama aparat keamanan Israel agar segera menghentikan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil Palestina. 
Seperti diketahui, Israel menutup Kompleks Masjid Al Aqsa, Kamis (30/10), menyusul bentrok di kawasan timur Jerusalem.
Bentrok terjadi setelah polisi Israel membunuh seorang warga Palestina. Warga Palestina itu dibunuh karena disangka membunuh rabi garis keras. Kendati menutup Al Aqsa, Israel berjanji segera membuka lagi kompleks masjid di Kota Suci tersebut setelah keluar seruan dari negara-negara Arab dan Amerika Serikat.
Juru bicara kepolisian, Luba Samri, mengatakan, kawasan itu akan dibuka lagi pada awal Jumat (31/10) waktu setempat. Namun, kompleks itu hanya akan dibuka dalam rentang waktu shalat subuh hingga tengah malam. 
Itu pun hanya boleh 50 lelaki masuk dalam waktu bersamaan, dengan alasan mencegah kerusuhan setelah shalat Jumat pada tengah hari. Tidak ada pembatasan untuk muslimah dan sejak lama berlaku non-Muslim dilarang masuk kompleks ini pada setiap Jumat.
Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut penutupan akses ke Kompleks Masjid Al Aqsa merupakan deklarasi perang dari Israel. Menteri Urusan Islam Jordania Daoud Hayel mengatakan, penutupan kompleks tersebut memperlihatkan wujud Israel sebagai negara teroris.(Baca: Swedia Akui Kemerdekaan Palestina)
Berdasarkan perjanjian damai dengan Israel, Jordania bertanggung jawab atas situs suci itu di Yerusalem. Namun, Juru Bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, penutupan tersebut dilakukan semata untuk mencegah kerusuhan meningkat, sekaligus untuk memulihkan ketenangan dan kestabilan tempat suci itu.

Artikel ini ditulis oleh: