Jakarta, Aktual.co — Klinik swasta di Mali yang dikarantina Selasa setelah seorang perawat yang bekerja di sana meninggal karena Ebola, kini sedang mengobati sekitar 20 tentara penjaga perdamaian PBB yang cedera berkelanjutan.
Tidak ada tentara yang telah menunjukkan tanda-tanda terpapar virus Ebola. Namun pihak Misi PBB tidak mengatakan dari negara mana saja para penjaga perdamaian yang dirawat di klinik tersebut.
Menurut laporan sebelumnya, seorang perawat berusia 25 tahun, yang merupakan kasus Ebola kedua di Mali, telah meninggal dunia.
Kasus yang menyangkut perawat di sebuah klinik kesehatan swasta di ibu kota, Bamako, itu tidak terkait dengan korban Ebola pertama Mali, yaitu seorang bocah perempuan berumur dua tahun dari Guinea yang meninggal bulan lalu.
Sekelompok orang yang terkait dengan bocah tersebut telah menyelesaikan masa karantina mereka selama 21 hari pada Selasa, tetapi petugas kemanusiaan dan pemerintah sekarang harus melacak sejumlah orang baru yang melakukan kontak dengan perawat tersebut serta satu pria dari Guinea yang diyakini telah menulari sang perawat saat ia bepergian ke dan meninggal di Mali karena Ebola.
Pemerintah mengatakan semua langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi orang-orang yang melakukan kontak dengan perawat tersebut, yang meninggal pada Selasa malam, telah diambil.
Pemerintah tidak mengatakan berapa banyak orang yang sedang ditelusuri namun mereka mengatakan sebuah klinik swasta dan rumah perawat itu telah dibersihkan dari kuman dan disegel.
Artikel ini ditulis oleh: