Jakarta, Aktual.com – Partai Golkar sudah memutuskan untuk mengembalikan jabatan ketua DPR kepada Setya Novanto, yang sempat digantikan oleh Ade Komarudin karena ketika itu Novanto terganjal kasus papa minta saham.
Novanto seketika itu juga mengundurkan diri sebagai pimpinan DPR dari fraksi Partai Golkar yang kemudian digantikan oleh Ade Komarudin. Namun, setelah proses hukum berjalan, Novanto dinyatakan tidak bersalah lantaran pada proses penyelidikan alat bukti rekaman yang membicarakan soal pembagian saham PT Freeport Indonesia terbukti ilegal.
Atas dasar putusan Mahkamah Kehormatan Dewan DPR yang merujuk pada hasil putusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan gugatan Novanto, Partai Golkar meminta untuk merehabilitasi dan mengembalikan nama baik Ketua Umum Partai Golkar itu. Lalu jika Novanto menjabat kembali sebagai ketua DPR, kemana kah Ade Komarudin?
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPP Partai Golkar Yorrys Reweyai mengatakan, pergantian posisi tersebut bukan lah masalah yang mesti dibesar-besarkan. Sebab, itu hanyalah transisi politik yang harus diambil kala Setya Novanto tersandung masalah. Apalagi, kata Yorrys, Ade merupakan kader terbaik yang dimiliki prtai Golkar.
“Dia pertama kader senior Golkar dan dia Ketum SOKSI. SOKSI itu ormas yang mendirikan Golkar. Ini bukan proses pergantian yang seperti dikesankan orang seakan dia harus diganti karena ada masalah. Itu cuma transisi politik saat itu,” ujar Yorrys di Jakarta, Kamis (24/11).
Yorrys menepis, bila Ade Komarudin disebut sebagai cadangan yang mesti menggantikan Novanto sebagai pucuk pimpinan DPR. Dimana, saat pria yang akrab disapa Setmov itu mengundurkan diri, Ade menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR.
Yorrys menegaskan, pengembalian jabatan tersebut hanya dikarenakan untuk mengembalikan marwah Golkar dimana simbol partai beringin itu telah terbukti bersih dari kasus papa minta saham. “Tidak cadangan, tapi sekarang Setnov sudah jadi ketum. Ini soal simbol partai, sehingga kita harus mengembalikan marwah dia duduk sebagai ketua DPR.”
“Ade, mungkin akan kita tempatkan banyak pilihan, bisa jadi ketua fraksi. Ini jabatan AKD ada banyak, bisa jadi wakil ketua MPR ? Bisa saja. Karena dia ini kader senior terbaik partai.”
Laporan: Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu