Jakarta, Aktual.co — Bank Tabungan Negara (BTN) merupakan salah satu bank penerima dana subsidi perumahan dari pemerintah. Namun, justru BTN menerapkan suku bunga tinggi, mencapai 14 persen. Kenaikan suku bunga ini sudah mencapai dua kali lipat dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
“Apakah BTN sedang sekarat sehingga harus memeras rakyat Indonesia dengan menerapkan suku bunga tinggi. Lalu kemana dana subsidi APBN, Dana Jamsostek, Dana Asabri, dana Taspen yang selama dikelola Bank BTN,” ujar peneliti ekonomi-politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, di Jakarta, Senin (9/2).
Lebih lanjut dikatakan bahwa selama ini Bank BTN menjadi pengelola dana Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dana ini bersumber dari APBN sebagai dana subsidi yang disalurkan melalui Bank BUMN Bank BTN. Dengan demikian maka seharusnya dana dana tersebut dialokasikan untuk Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR).
“Tidak hanya itu, BTN juga menggunakan dana Jamsostek yang nilainya triliunan rupiah. BTN juga mengelola dana ASABRI (TNI/POLRI), namun hingga saat ini tidak banyak MBR yang punya rumah, apakah itu buruh, TNI dan Polri, PNS bergaji rendah,” jelasnya.
Dirinya mempertanyaannya kemana dana tersebut menguap. Seharusnya buruh, TNI, Polri, tidak perlu membayar bunga, cukup biaya administrasi.
“Selain menaikkan suku bunga KPR, BTN juga mencari uang melalui pasar keuangan dan bursa saham. Bahkan pemerintah hampir-hampir saja kehilangan kontrol atas BTN karena saham pemerintah terus tergerus dan hanya tersisa 60 persen di BTN,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Dirut Bank BTN berusaha mencari pinjaman. Saat ini Bank BTN sedang melobi bank dunia untuk mendapatkan utang. Alasannya untuk mengejar target pengadaan rumah rakyat sebanyak 1 juta rumah sebagaimana yang direncanakan Presiden Jokowi.
“Bagaimana mungkin BTN yang mengelola dana Dana subsidi APBN, dana Buruh, Pensiun PNS, TNI/POLRI, yang seharusnya tidak terkena beban bunga, dan dana yang bersumber dari utang luar negeri dari Bank Dunia yang bunganya hanya 5%, dipinjamkan kepada rakyat bangsa Indonesia dengan bunga hingga 14%,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka













