Dili, Aktual.com — Deretan perbukitan yang langsung berbatasan dengan pantai seakan menyambut hangat saat pesawat yang membawa sembilan investor dari ZRS Fund Tiongkok, 12 awak Media Nasional, dan tim dari Leste Aviation akan mendarat.

Dalam hitungan menit permenit, ketinggian pesawat dipiloti oleh Pilot Senior Capt. Jimmy terus merendah, seketika terlihat terumbu karang di dasar pantai semakin elok untuk dilihat, begitu juga sambutan pantai yang bersih membuat siapa pun yang melihatnya terpancing ingin segera berenang dan menikmati keindahan bentangan alam yang indah milik negara tetangga terdekat Indonesia, Republik Demokratik Timor Leste.

Tidak berapa lama kemudian, Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato nampak dari kejauhan, pesawat Fokker 100 bernama Leste Aviation tiba dari arah Barat, tetapi tak langsung mendaratkan diri di ujung landasannya. Dengan lihai Capt Jimmy menerbangkan pesawat terbang di utara bandara ke arah Timur, langsung berputar 180 derajat serta menukik cukup cepat, dan dengan segera bannya menyentuh ujung timur landasan, dan seketika saat pintu pesawat di buka, tarian selamat datang menyambut rombongan dari Jakarta.

Dengan ramah Wakil Menteri PU, Transportasi dan Komunikasi Timor Leste Inacio Morreira menyalami kami satu persatu di Ruang VVIP Bandara, seraya berkata ” Selamat Siang, Selamat Datang di Timor Leste”.

Terbang bersama Leste Aviation ke Dili, Timor Leste dari Jakarta adalah penerbangan pertama bagi saya. Diatas pesawat buatan Belanda. Saya sendiri duduk di bangku ekonomi, tetapi pelayanan yang diberikan awak kabin Leste Aviation layaknya diberikan kepada penumpang klas bisnis.

Beberapa menit lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta, saya diberikan handuk basah hangat untuk dipergunakan membersihkan sebagian badan saya. kemudian langsung diberikan minuman jus buah, melihat pelayanan seperti ini, rekan saya Irfan langsung menyeletuk jika pelayanan tersebut biasa diberikan kepada pesawat sekelas RI 1.

Bercerita tentang pesawat Fokker 100 yang kami tumpangi, awalnya pesawat tersebut adalah pesawat jet pribadi yang kerap disewa oleh pemuka di negara ini, sebut saja Presiden RI Ke 5 Megawati Soekarnoputeri, Megawati sering terbang mengunjungi sejumlah daerah menggunakan pesawat yang juga saya tumpangi.

Total perjalanan yang ditempuh selama 3,5 jam, tidaklah membuat saya bosan. Selama diperjalanan enam pramugari siap melayani rombongan dengan memberi pelayanan nomer satu.

“Kita lebih mengutamakan jasa pelayanan. Kita tak akan membuat penumpang itu sampai melamun.Caranya kita akan memberikan suguhan-suguhan mulai dari menawarkannya makan hingga minuman dan itu gratis,” ucap pemilik Leste Aviation Capt Sardjono Jhony Tjitrokusumo.

Ucapan Capt. Jhony bukanlah omong kosong, saya sendiri merasakan pelayanan nomer satu. Kedepan, kehadiran Leste Aviation dapat membawa gairah baru bagi rakyat Timor Leste. Pemerintah optimis jika Leste Aviation akan berjaya, demikian disampaikan Inacio. “Apalagi, ikon Leste Aviation membawa semangat nasionalisme Timor Leste. Masyarakat disini pasti senang. Satu-satunya maskapai yang menggunakan bendera Timor Leste. Kami bangga,”.

Inacio berharap Leste Aviation dapat semakin meningkatkan gairah perkekonomian di negaranya. Termasuk mendongkrak kedatangan turis asing ke negara yang dulu sempat menjadi provinsi 27 Indonesia itu.

Semoga kedepan, harapan Inacio menjadikan Leste Aviation sebagai Maskapai Penerbangan menjadi kenyataan dan bisa menghubungkan negara bekas provinsi Indonesia itu dengan dunia Internasional, khususnya rute penerbangan Denpasar-Dili, dan Dili-Denpasar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs