Para pekerja melakukan proses perawatan gedung Kantor Pusat Pertamina, di Jakarta, Selasa (21/3/2017). Dirut baru Pertamina Elia Massa Manik menghadapi tantangan yang tidak ringan termasuk harus meningkatkan kolektivitas kerja secara internal. Selain itu, Elia juga dituntut secara eksternal terampil menghadapi kondisi industri Migas yang masih lesu dan semakin kompetitif di tingkat global. AKTUAL/Tino Oktaviano
Para pekerja melakukan proses perawatan gedung Kantor Pusat Pertamina, di Jakarta, Selasa (21/3/2017). Dirut baru Pertamina Elia Massa Manik menghadapi tantangan yang tidak ringan termasuk harus meningkatkan kolektivitas kerja secara internal. Selain itu, Elia juga dituntut secara eksternal terampil menghadapi kondisi industri Migas yang masih lesu dan semakin kompetitif di tingkat global. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pertamina mengaku telah melaksanakan turn around Kilang Balikpapan II sesuai jadwal. GM Pertamina Refinery Unit V, Yulian Dekri mengatakan jadwal ditetapkan berdasarkan “on to on” berdurasi 42 hari kalender yang dimulai sejak tanggal 6 Maret 2017 sampai dengan 16 April 2017 .

Kemudian Start-up kilang mulai dilaksanakan bertahap sejak 3 April 2017 sesuai Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku. Saat ini Kilang Balikpapan II sudah mulai beroperasi penuh kembali.

“Pertamina RU V Balikpapan mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak selama masa Turn Around Kilang Balikpapan II. Komitmen kami dalam Turn Around ini adalah untuk melaksanakannya sesuai target Turn Around Excellent, yaitu Tidak ada accident ( tidak ada fatality, tidak ada kebakaran dan tidak ada pencemaran lingkungan), kualitas mutu terbaik, tepat waktu, dan tepat biaya,” kata Yulian secara tertulis, Senin (17/4)

Turn Around adalah perawatan berkala kilang secara menyeluruh yang bertujuan untuk menjaga performa produksi ke depan dan dilaksanakan secara berkala setiap 3 sampai 4 tahunnya.

Untuk diingat, belakangan terbongkar bahwa perusahaan Pertamina tidak memperhatikan secara baik aspek turn aroud pada kilang. Akibatnya sepanjang tahun 2016, terdapat 35 kali fasilitas kilang mengalami shutdown dan mengganggu produksi.

Adapun Direksi yang bertanggungjawab langsung dalam hal ini yaitu Direktur Pengolahan PT Pertamina yang dijabat oleh Toharso.

Namun sebelum jabatan itu dipangku oleh Toharso sejak Oktober 2016 silam, posisi itu dijabat oleh Rachmad Hardadi yang kemudian menjabat sebagai Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Andy Abdul Hamid