Seorang guru membimbing siswa TK Santo Fransiskus Boyolali belajar menanam padi di lahan pertanian perbatasan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (27/2). Kegiatan belajar mengajar di luar kelas tersebut guna mengenalkan proses penanaman padi kepada siswa. ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 20 hektare dari 232 ribu lahan sawah di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT), pada musim tanam 2015/2016 mengalami gagal tanam.

“Secara keseluruhan, prosentase gagal tanam sekitar 11,71 persen. Tanaman padi mengalami gagal tanam paling besar yakni mencapai 20 ribu hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT Yohanis Tay Ruba di Kupang, Jumat (27/5).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan gagal tanam di NTT pada MT 2015/2016, sebagai dampak dari elnino moderat tahun ini. Berdasarkan hasil pendataan sementara, hingga April 2016, porsentase gagal tanam hanya 11,71 persen atau 59,7 ribu hektare dibanding luas tanam sebesar 509,72 ribu hektare (ha).

Penanaman terbesar pada komoditas padi dengan total luas tanam 247 ribu ha, disusul oleh tanaman jagung seluas 232 ribu ha.

Disamping ubi kayu seluas 26 ribu ha dan ubi jalar dengan total tanam seluas lima ribu hektare.

Sementara berdasarkan komoditas, potensi gagal tanam tertinggi dialami tanaman jagung yang mencapai 15,93 persen dari total luas tanam sebesar 37 ribu ha.

“Tanaman padi mengalami gagal tanam yang cukup besar hingga 20 ribu ha pada MT 2015/2016,” katanya.

Dia menambahkan, pemerintah tetap mendorong petani khususnya pada daerah-daerah yang masih memiliki cadangan air untuk tetap menanam tanaman umur pendek.

“Paling tidak, hasil panen bisa dimanfaatkan untuk menambah stok rumah tangga,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka