Seorang anggota massa aksi Front Pancasila diamankan anggota Kepolisian saat membubarkan paksa aksi demo penolakan Simposium Nasional " Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Sejarah, di Jakarta, Senin (18/4/2016). Dalam aksinya massa Front Pancasila mendesak untuk tidak diselenggarakan Simposium Nasional " Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Sejarah " yang bertujuan Negata meminta maaf terhadap PKI.

Jakarta, Aktual.com – Bentrokan terjadi antara polisi dengan massa pendemo penolak simposium 1965 di kawasan Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/4).

Pantauan di lapangan, pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Front Pancasila, menolak himbauan polisi agara tidak melakukan unjuk rasa di depan Tugu Tani, namun himbauan tersebut tak diindahkan pengunjuk rasa. Akhirnya bentrokan pun terjadi.

Ketika Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro memerintahkan polisi untuk mengangkat tubuh sejumlah pengunjuk rasa yang tidak patuh.

“Duduk, teman-teman yang di depan mobil duduk. Kita tidak pindah,” sahut seorang pengunjuk rasa, Alfian, dari atas mobil komando.

“Petugas, angkat mereka yang duduk! Angkat yang duduk dan pinggirkan!” ujar Susatyo.

Seketika, suasana berubah menjadi ricuh. Demonstran yang diangkat mencoba untuk melawan.

Pengunjuk rasa yang berada di atas mobil komando pun marah. Mereka berteriak sambil menunjuk-nunjuk polisi. “PKI! Polisi PKI! Kalian semua PKI!” teriak pengunjuk rasa.

“Mereka diarahkan untuk berunjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Namun, mereka menolak dan bersikeras ingin berdemostrasi di depan Hotel Aryaduta,” beber Susatyo.

Para demonstran itu memerotes acara “Simposium Membedah Tragedi 1965”. Mereka menilai acara itu merupakan rangkaian acara untuk menghidupkan kembali komunisme di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh: