Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi (tengah) saat menerima kunjungan Ketua GKSI Sulistiyanto (kiri) dan Staf Khusus Ketua GKSI Insaf Prabancana (kanan). Foto: AKTUAL/istimewa
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi (tengah) saat menerima kunjungan Ketua GKSI Sulistiyanto (kiri) dan Staf Khusus Ketua GKSI Insaf Prabancana (kanan). Foto: AKTUAL/istimewa

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menerima kunjungan Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Ir. H. Sulistiyanto MM yang didampingi Staf Khususnya, Insaf Prabancana, SE di ruang kerja Wamentan Harvick di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Sulistyo yang juga ketua Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan ini mengatakan bahwa produksi susu sapi dalam negeri mengalami penurunan usai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mewabah di Indonesia.

“Produksi susu segar dalam negeri sebelum wabah PMK sekitar 2.200 ton per hari, saat ini tinggal 1.600 an ton/hari. Turun 30 % karena populasi sapi perah turun karena mati kena wabah PMK tersebut,” katanya.

Menurut Sulistiyanto, untuk mengatasi kebutuhan susu segar dalam negeri oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) maka diusulkan untuk segera menambah sapi perah melalui import.

“Kami berharap dukungan dari Kementerian Pertanian dapat meningkatkan produksi susu sapi nasional ke depan,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan susu merupakan salah satu sumber gizi yang penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak bangsa.

Sehingga ketersediaan dan pemenuhan susu sebagai sumber protein hewani bagi anak-anak bangsa menjadi perhatian pemerintah. Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencegah sunting dalam menyambut bonus demografi.

“Oleh karena itu ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan susu menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah terutama Kementerian Pertanian,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi