Jakarta, Aktual.com — Analis menilai menurunnya laju Euro, SwisFranc, dan beberapa mata uang di sekitaran Zona Euro setelah merespon musibah di Paris, memberikan sentimen negatif pada laju Rupiah. Apalagi, sebelumnya sejumlah mata uang mengalami pelemahan terhadap USD yang dimotori oleh EUR setelah merespon hasil pidato ECB yang masih mengindikasikan perlambatan yang berujung diperlukannya stimulus, sehingga membuat Rupiah masih melanjutkan pelemahannya.

“Penguatan laju Rupiah tampaknya harus tertahan dulu mengingat sentiment yang ada masih belum cukup mendukung untuk penguatan Rupiah,” ujar kepala riset NHKSI, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (17/11).

Bahkan adanya surplus neraca perdagangan sebesar US$ 1,01B tidak mampu membantu laju Rupiah keluar dari zona merah. Kemungkinan hal tersebut dikarenakan masih terjadi penurunan atas nilai ekspor dan impor dimana masing-masing turun -20,98% dan -27,81%. Terlihat, laju USD bergerak menguat terhadap EUR, GBP, NZD, JPY, CNY, CHF, dan beberapa lainnya.

“Laju Rupiah diperkirakan berada di bawah target support 13.588. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia bergerak di kisaran Rp13.805-13.695. Waspdai dan cermati sentimen yang akan muncul seiring masih adanya potensi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka