Jakarta, Aktual.co — Volume ekspor karet Sumatera Utara tahun 2014 turun sebesar 11,33 persen atau tinggal 451.460 ton akibat melemahnya permintaan.
“Volume ekspor karet Sumut 2014 turun 11,33 persen menjadi 451.460 ton dari tahun 2013 yang sebanyak 509.140 ton,” kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Sabtu (17/1).
Penurunan ekspor akibat permintaan melemah menyusul terjadinya krisis global.
Permintaan yang melemah terjadi dari semua negara termasuk pembeli utama Indonesia yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat dan Jepang.
Edy menyebutkan, penurunan volume ekspor meresahkan karena juga terjadi di saat harga jual sedang anjlok.
“Penurunan volume ekspor dan diikuti harga jual yang melemah membuat devisa dari komoditas itu anjlok,” katanya.
Padahal kalau tidak terjadi krisis global, pertumbuhan ekspor karet Sumut tiap tahunnya rata-rata naik sekitar lima persen.
Pada tanggal 16 Januari 2015, harga ekspor karet jenis SIR20 untuk pengapalan Februari tinggal 1, 382 dolar AS per kg dan bahkan untuk Maret lebih rendah 1, 380 dolar AS per kg.
Dengan harga sebesar itu harga bahan olah karet (Bokar) di tingkat pabrik tinggal sebesar Rp13.987-Rp14.987 per kg.
Petani karet Sumut, K Siregar menyebutkan produksi semakin ketat karena cuaca ekstrim.
“Tetapi petani pun memang lebih banyak tidak menderes karena harga jual yang Rp4.000 per kg dinilai tidak cocok lagi,”katanya..
Artikel ini ditulis oleh:
















