Jakarta, Aktual.com – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh menyelidiki peledakan Kantor Tabloid Modus Aceh di kawasan Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Sabtu (30/6) pagi.
Kepala Polresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan, personel di lapangan sudah mengumpulkan informasi terkait peledakan tersebut.
“Personel sudah turun ke lapangan menyelidiki peledakan Kantor Tabloid Modus Aceh. Berikan kesempatan bagi anggota mengungkap kasus ini,” kata Kombes Pol Trisno Riyanto.
Terkait jenis peledak yang meledak di kantor tersebut, Kombes Pol Trisno Riyanto menyebutkan, pihaknya belum bisa memastikannya. Dan ledakan di kantor tersebut juga belum bisa dipastikan, apakah bom atau tidak.
“Belum bisa dikatakan bom. Memang ada ledakan, mungkin molotov saja. Dan ini sedang diselidiki. Penyelidikan juga melibatkan tim penjinak bom Gegana Satbrimob Polda Aceh,” kata Kombes Pol Trisno Riyanto.
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Tabloid Modus Aceh Muhammad Saleh mengatakan, kejadian diperkirakan, Sabtu (30/6) sekitar pukul 04.30 WIB. Bekas ledakan baru diketahui sekitar pukul 08.00 WIB.
“Ledakan terjadi teras depan kantor. Ledakan menyebabkan kaca jendela depan pecah serta bekas ledakan di jendela. Tidak ada korban akibat ledakan tersebut,” kata Muhammad Saleh.
Muhammad Saleh mengaku mengetahui kantor redaksi media massa yang dipimpinnya dibom setelah staf menghubunginya ketika dirinya berada rumah sakit pada pagi hari.
“Malam sebelum kejadian, semua staf redaksi berada di kantor. Setelah itu, saya ke rumah sakit karena istri saya sakit. Besoknya, saya mendapat kabar kantor dibom,” kata Muhammad Saleh.
Muhammad Saleh mengaku belum mengetahui modus pengeboman Kantor Redaksi Tabloid Modus Aceh, Majalah Inspirator, dan media online modusaceh.co.
“Pengeboman kantor kami ini untuk kedua kalinya. Sebelumnya, pada 2013, Kantor Tabloid Modus Aceh saat itu di kawasan Panglima Nyak Makam Banda Aceh juga dilempar bom. Ketika itu juga tidak ada korban, selain kerusakan kantor,” ungkap Muhammad Saleh.
Ant
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta