Sementara jika dilihat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia, berdasar kan data Bank Indonesia per Mei 2017, tercatat ULN sebesar USD 333,6 miliar atau tumbuh 5,5% secara year on year (yoy). ULN tersebut terdiri dari sektor publik sebesar USD 168,4 miliar atau tumbuh 11,8% (yoy). Sementara ULN sektor swasta tercatat USD165,2 miliar.
Disisi lain sektor riil terus terhimpit, penurunan daya beli masyarakat membuat para pedagang ritel gulung tikar. Jika dilitah kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDB triwulan I-2017 hanya sebesar 56,94%, atau mengalami penurunan dibanding 2016 di triwulan yang sama.
Disinyalir diantara lemahnya daya beli tersebut disebabkan upah buru yang rendah. BPS menunjukkan pada tahun 2017 upah riil buruh tani nasional turun 0,19% dan upah riil buruh bangunan turun 0,29%. Lalu kondisi itu diperparah kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM dan TDL.
Namun yang lebih menyesakkan dada, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan para pekerja nasional menghadapi gelombang pemutusan hubungan tenaga kerja (PHK) gelombang III lantaran perusahaan tidak mampu bertahan menghadapi kondisi perekonomian yang tidak kunjung pulih.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka