Presiden KSPI, Said Iqbal menjelaskan, gelombang PHK pertama sudah terjadi pada akhir tahun 2015. Kejadian itu menimpa buruh sektor tekstil dan garmen. Dimana puluhan ribu buruh kehilangan pekerjaan.
Kemudian gelombang kedua terjadi pada kurun waktu Januari hingga April 2016, berdampak terhadap industri elektroinik dan otomotif.
Di industri elektronik, PHK terjadi di PT Toshiba, PT Panasonic, PT Philips, PT Shamoin, PT DMC dan PT. Ohsung. Pengurangan kayawan di industri otomotif terjadi pada industri sepeda motor dan roda empat serta turunannya, seperti PT Yamaha, PT Astra Honda Motor, PT Hino, PT AWP, PT Aishin,PT Mushashi, PT Sunstar.
Tahun lalu, industri pertambangan dan perminyakan serta farmasi juga melaporkan adanya PHK besar-besaran. Kasus yang mencuat adalah PHK yang terjadi di PT Freeport Indonesia dan PT Smelting.
Adapun gelombang PHK ketiga diperkirakan pada sektor ritel. Hal ini seiring dengan laporan pengusaha yang mengatakan sepinya penjualan.
“Sekarang sudah di depan, mata ancaman PHK di industri ritel” kata Said Iqbal.
Sebagai informasi, diantara sektor ritel yang telah melakukan PHK belakangan ini yaitu penutupan 7-Eleven.
(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka