Jakarta, Aktual.com — Pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso yang mengklaim bahwa dirinya mengetahui rencana peledakan bom di Thamrin beberapa hari lalu dianggap hanya angin lalu. Sutiyoso beralasan pihaknya tidak memiliki wewenang menangkap dan menahan mengakibatkan pihaknya tidak bisa mencegah peristiwa tersebut.
“Ini sebetulnya bicara koordinasi. Artinya, kalau masih terjadi peristiwa seperti ini, ada ketidak-harmonisan antar lembaga,” ujar Sekjend Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Arif Hidayatullah kepada Aktual.com, Senayan, Jakarta, Kamis (28/1).
Lebih lanjut dikatakan, dirinya tidak sepakat jika rakyat dipaksa mengamini rancangan Undang-Undang Terorisme dan Keamanan Nasional yang memberikan kewenangan lebih kepada BIN dan militer.
“Lembaganya sudah proporsional, tapi koordinasi masih acak-acakan. hal itulah yang perlu didisiplinkan, bukan rakyat yang didisiplinkan,” tuturnya.
Arif melanjutkan, dirinya menilai sutiyoso sebagai kepala BIN masih terbawa masa orde baru dimana BIN memiliki kewenangan berlebih dalam menangkap dan menahan seseorang.
“Pak Sutiyoso harus memandang ke depan. Kita sudah di era modern, kita mau negara ini lebih maju,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka