“Facebook bisa berkelit, yang berkontrak dengan Facebook itu pengguna. Pengguna sudah menandatangani macam-macam tapi ‘kan itu tidak bisa menerima begitu,” tutur dia.
Ia menilai masyarakat Indonesia sangat bervariasi sehingga sebaiknya tidak diberi pilihan pengamanan data yang tidak dipahami oleh pengguna.
Tidak semua orang mengerti dan memahami syarat dan ketentuan yang sejak awal ditawarkan Facebook. Apalagi bila menggunakan bahasa Inggris dan dalam kondisi terburu-buru ingin segera menggunakan aplikasi.
“Kita dibodohi sistem canggih dan tidak terasa padahal ada pihak tertentu yang mengeruk keuntungan. Ini perlu ditertibkan,” ucap dia.
Ia menyarankan agar sistem itu sendiri minimal melindungi, apabila terdapat pengguna yang ingin lebih longgar dapat diberikan pilihan sendiri, bukan sebaliknya yang diberi pilihan untuk melindungi.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara