Anggota Komisi VII DPR, Harry Purnomo

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR, Harry Purnomo meminta pemerintah melakukan kontrol terhadap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk lebih efisien dan menekan Cost Recovery.

Berkaitan dengan asumsi lifting 1.965 sampai 2.050 ribu barel setara minyak per hari (Barrel Oil Equivalent Per Day/BOEPD) pada tahun 2018 nanti, Harry meminta data perhitungan komparasi revenue produksi dengan cost recovery yang mesti dikeluarkan oleh negara.

“Saya berharap SKK Migas bisa memberikan korelasi lifting dengan cost recovery. Jangan kita hanya mengejar lifting tetapi setelah kita bandingkan dengan cost recovery, malah revenue kita less. Kita tidak bisa hanya beicara lifting semata,” kata Harry, di Jakarta, Senin (3/7)

Sementara Menteri ESDM, Ignasius Jonan setuju dengan usulan Harry. Jonan berharap SKK Migas segera mempersiapkan data-data untuk disampaikan ke DPR.

“Kami sudah mengingatkan berkali-kali kepada SKK, bahwa ini harus ada korelasinya, kalau nggak, kalau dinetto lebih kecil, buat apa!” Tegas Jonan.

Sementara diketahui hasil asumsi dasar RAPBN 2018 disepakati asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), yakni sebesar USD 45 hingga USD 50 per barel. Lalu produksi minyak 771-815 ribu BOPD dan produksi gas bumi sebesar 1.194-1.235 ribu BOEPD.

Pewarta : Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs