Jakarta, Aktual.com — Ribuan masyarakat Malaysia mengepung Kuala Lumpur dalam demo anti pemerintah. Hal ini dipicu kegelisahan warga ‘Negeri Jiran’ setelah terkuaknya skandal korupsi Perdana Menteri (PM) Najib Razak.
Pendemo menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, mengibarkan bendera Malaysia dan meneriakkan semboyan-semboyan negara di dekat Lapangan Merdeka Kuala Lumpur.
Sedangkan, polisi berjaga-jaga di sekitar pendemo serta melarang masyarakat umum untuk memasuki area demo.
Kepala Kepolisian kota Tajuddin Mohd Isa mengatakan, bahwa ada sekitar 25.000 pendemo dan menggambarkan demo tersebut sebagai aksi protes yang tenang.
Koalisi untuk Pemilu yang Bersih dan Adil (Bersih) memperkirakan 250.000 orang mengikuti demo yang diselenggarakan ketiga kalinya setelah Najib menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 2009 silam.
Pemerintah telah melarang masyarakat untuk menggunakan kaos kuning seperti yang digunakan oleh kelompok pendemo.
Pihak otoritas mengatakan, kumpulan para pendemo ini ilegal dan 4 website yang terhubung dengan gerakan protes ini telah diblokir.
“Saya sebelumnya merasa sedikit takut untuk ikut demo dan menggunakan kaos kuning. Tapi, saya memutuskan ikut karena saya ingin Malaysia yang lebih baik untuk keluarga saya,” ujar pensiunan guru berusia 56 tahun, Mary Chia, demikian dikutip dari laman Bloomberg, Minggu (30/8).
Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) ini telah melalui dua bulan pergolakan yang memacu aliran modal keluar di tengah-tengah pelemahan ekonomi global, setelah sebuah laporan menyatakan Najib telah menerima milyaran ringgit di rekening pribadinya pada 2013 lalu.
Namun, Najib telah menyangkal tuduhan tersebut dan memecat beberapa pengkritiknya.
Ketika Najib melawan pihak yang menyudutkannya, termasuk perdana menteri sebelumnya, Mahathir Mohamad, dan berusaha mendapatkan dukungan pejabat senior dalam memerintah Organisasi Persatuan Nasional Malaysia, para pendemo mendorong ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Najib saat ekonomi mengalami perlambatan.
Najib mengkritik para pendemo karena bertindak provokatif dan melakukan protes saat Negeri Jiran tersebut akan merayakan hari kemerdekaannya, besok Senin, 31 Agustus 2015.
Najib mengatakan, hari kemerdekaan seharusnya tidak digunakan sebagai panggung perselisihan politik. (Sumber: Bloomberg)
Artikel ini ditulis oleh: