Jakarta, Aktual.co — Tiga kartu Sakti yang diluncurkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu masih menyisakan sejumlah tanda tanya bagi masyarakat terkait asal muasal sumber dana tersebut.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan sumber dana Kartu Indonesia Sehat (KIS) berasal dari anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sedangkan anggaran Kartu Indonesia Pintar berasal dari Beasiswa Siswa Miskin (BSM).
Humas BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi saat dihubungi wartawan Aktual mengatakan bahwa pihaknya kurang mengerti mengenai pernyataan Menkeu terkait sumber dana KIS berasal dari BPJS.
“Posisi BPJS kan sebagai operator penyelenggara saja, menerima iuran dari pemerintah, swasta, dan individu. Saya kurang paham mengenai statementnya Menteri Keuangan. Mungkin maksudnya sumber dana ya dari hasil iuran itu,” ujar Irfan ketika dihubungi, Selasa (11/11).
Saat ditanya lebih lanjut mengenai perbedaan antara KIS dan BPJS Kesehatan, ia mengatakan mulai dari prosedur dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) pada KIS tersebut sepenuhnya pemerintah yang mengurus.
“Kalau untuk sasaran PBI itu pemerintah yang urus, nanti KIS ada penambahan PBI, cakupannya lebih luas lagi. Kalau untuk prosedurnya kan awalnya dana dari APBN, ini memang sudah ada alokasinya untuk PBI, lalu diberikan ke BPJS Rp1,6 triliun per bulannya,” jelasnya.
Selain itu untuk pendataan PBI, Irfan mengatakan pada tahun 2014 PBI berasal dari Kementerian Sosial, lalu diberikan ke Kementerian Kesehatan, dan yang terahir baru diserahkan ke BPJS.
“Kalau tahun 2014 data PBI dari rekomendasi Kemensos, dari Kemensos dikasih ke Kemenkes, nah dari Kemenkes yang akan kasih ke BPJS. Kalau untuk KIS nanti langsung dari Kemenkes ke BPJS,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka