Solo, Aktual.com – Program relokasi warga bantaran Sungai Bengawan Solo yang terdampak pembangunan embung karet Tirtonadi ditunda hingga tahun 2017, karena belum tersedia anggaran.
“Ya relokasi itu kan terkait anggaran. Anggaran baru diajukan tahun 2017 nanti,” kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jumat (21/10).
Pemkot Surakarta, kata FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy, mengejar penuntasan relokasi agar pelaksanaan proyek pengendalian banjir oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo segera dikerjakan.
Rudy meminta BBWSBS sebagai pelaksana proyek pengendalian banjir mengerjakan proyek di lokasi yang bersih dari pemukiman warga, diakui jika penyelesaian masalah non teknis termasuk relokasi tidak mudah, karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Terlebih, tahun ini Pemkot Suarakrata tidak dapat menggelontorkan anggaran untuk menyelesaikan relokasi puluhan keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. Pemkot baru akan mengalokasikan anggaran di APBD 2017 mendatang.
Selain persoalan anggaran, Rudy juga menyebut masih banyaknya warga berstatus hak milik yang hingga kini belum menyepakati nilai ganti rugi sesuai tawaran Pemkot. Warga menginginkan ada penghitungan ulang besaran ganti rugi bangunan yang akan diberikan Pemkot.
“Ya kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini. Jadi kami ingin relokasi tuntas tahun depan, sebab 2018 parapet dari Mojo hingga Jurug sudah dibangun.”
Rudy dalam waktu dekat berencana memanggil warga bantaran yang masih tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. Dengan berbagai pendekatan itu diharapkan relokasi selesai 2017.
Dia mengatakan untuk warga terdampak pembangunan bendung dan embung karet Tirtonadi, Pemkot telah menyiapkan rumah susun sewa sederhana untuk menampung mereka. Saat ini, baru satu unit rusunawa yang dibangun di kawasan Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Mojosongo. Sedangkan tiga unit rusunawa susulan akan dibangun tahun depan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu