Jakarta, Aktual.com – Bank sentral Korea Selatan (Korsel) menurunkan suku bunga acuannya ke tingkat terendah. Tingkat suku bunga berkurang 0,25 poin menjadi 1,5 persen.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan penurunan suku bunga Korsel adalah hal yang wajar. Pasalnya, selama dua tahun terakhir nilai mata uang Korsel, yakni Won masih dalam kategori stabil.
“Korea kan persaingan dengan Jepang ketat, produk ekspornya mirip, sehingga mungkin Korea depresiasinya Yen cukup dalam dua tahun terakhir. Korea kan currency nya cukup stabil dalam dua tahun terakhir,” ujar Mirza usai salat Jumat di kantor BI Jakarta, Jumat (11/6).
Meskipun beberapa negara telah menurunkan suku bunganya, Mirza belum berkomentar bahwa BI juga akan melakukan hal yang serupa. Menurutnya, saat ini Indonesia masih terkendala perlambatan ekonomi, ketergantungan dana luar yang masih relatif tinggi, dan masalah current account deficit (CAD).
“Di negara lain, Korea, Malaysia, Thailand mereka CAD nya surplus, kita defisit. Maka kita harus kelola makroekonomi lebih prudent, lebih hati-hati,” kata dia.
Mirza jua mengatakan, untuk menghadapi tantangan CAD dan kenaikan Fed rate adalah dengan melakukan pelonggaran makroprudensial. Seperti kebijakan loan to value (LTV).
“LTV lebih longgar dan introduce nya loan to funding ratio. LTV sebentar lagi kan sudah diumumkan, tinggal penerbitan PBI saja,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: