Jakarta, Aktual.co — Masuknya apel impor asal Amerika Serikat yang diduga terkontaminasi bakteri ‘listeria monocytogene’ ke Medan dan daerah lain, tidak terlepas dari pengawasan petugas Karantina Pertanian di Pelabuhan Belawan dan Bandara Internasional Kualanamu.

“Petugas Karantina itu, ikut bertanggung jawab atas beredarnya apel yang sangat membahayakan bagi kesehatan manusia,” kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara, Abubakar Siddik di Medan, Minggu (1/2).

Beredarnya apel yang mengandung bakteri itu, menurut dia, tentunya lebih dahulu dibawah pengawasan dan pemeriksaan dari Petugas Karantina saat masuk ke Kota Medan.

“Jadi, sebelum beredarnyaa apel impor dari AS itu, tentunya telah lebih dahulu mendapat pemeriksaan ekstra ketat dari petugaS Karantina yang mengawasi buah-buahan dari luar negeri tersebut,” ujar Abubakar.

Dia berharap petugas Karantina harus benar-benar selektif dalam mengontrol buah impor yang masuk ke Kota Medan, dan jangan sampai terjadinya jatuh korban jiwa baru institusi itu sibuk melakukan pemeriksaan.

Hal seperti ini, jelasnya, dianggap tidak profesional dan juga tidak memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan, serta kesehatan masyarakat.

“Petugas Karantina di Pelabuhan dan Bandara merupakan pintu terdepan dalam melakukan pemeriksaan buah impor yang masuk dari berbagai negara asing,” katanya.

Bahkan, katanya, kalau sampai petugas Karantina yang dipercaya negara itu, lalai melakukan pemeriksaan buah impor mengandung bakteri tersebut.

“Dikhawatirkan masyarakat dan konsumen yang mengonsumsi apel mengandung bakteri itu, akan terkena penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan,” kata Abubakar.

Apalagi, jelasnya, buah apel dari luar negeri yang mengandung bakteri itu, bisa menimbulkan keracunan dan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, nyeri disertai demam, serta dapat menyebabkan keguguran janin pada wanita hamil.

“Petugas BPOM Medan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) harus bekerja keras memantau beredarnya apel yang berbahaya itu, dan jika memang benar ada harus dimusnahkan,” kata Ketua YLKI.

Artikel ini ditulis oleh: